SEHAT
MENTAL
BEBERAPA PENGERIAN TENTANG
SEHAT MENTAL :
1. Istilah Kesehatan Mental diambil dari
konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti
Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal
dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial)
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial)
2. Mental yang sehat tidak akan mudah
terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental
sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya
sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri
orang yang memilki kesehatan mental adalah Memilki kemampuan diri untuk
bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut
Clausen Karentanan (Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor
berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan budaya yang ada
dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan
orang lain juga berbeda.
3. Yaitu kemampuan individu untuk
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan.
Sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi
masalah yang biasa terjadi, individu merasa puas dan mampu.
4. A
mind that grows and adjust, is in control and is free of stress. (Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta
terbebas dari stress yang serius). (Rosdahl, Textbook of Basic Nursing,
1999: 58)
5. Sikap yang positif terhadap diri sendiri,
tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri,
memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan
lingkungan. (Stuart & Laraia, Principle and Practice Psychiatric Nursing,
1998)
6. Fisik, intelektual, emosional secara
optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.
(UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996)
7. Istilah “kesehatan
mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental diambil dari
bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa Latin yang
artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah mental hygiene
dimaknakan sebagai kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena
menunjukkan adanya usaha peningkatan. (Notosoedirjo & Latipun, 2001: 21).
8. Zakiah Daradjat
(1985:10-14) mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian:
§
Terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose)
dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
§
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri,
dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.
§
Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada
semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain;
serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
§
Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi
problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan
dan kemampuan dirinya.
Dengan berpijak pada
pengertian di atas, kesehatan mental merupakan kemampuan diri-individu dalam
mengelola terwujudnya keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuaian diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan
sekitarnya secara dinamis dan mempunyai citra diri yang positif menjadi pribadi
yang unggul dalam mencapai tujuan hidup yang bermakna.
9. Kesehatan mental adalah terhindarnya
seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis
(penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) Orang yang sehat mental akan
senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan
intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol
dan mengendalikan dirinya sendiri.
10. Kesehatan mental yaitu fungsi kejiwaan
yang baik dan memberikan hasil berupa aktivitas yang produktif, penjalinan
hubungan dengan orang lain, dan suatu kemauan untuk beradaptasi terhadap
perubahan dan dapat mengatasi permasalahan yang ada.
11. kesehatan mental adalah kondisi seseorang
yang berkaitan dengan penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan
mengatasi masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga ketika berhadapan
dengan kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan
maupun keadaan diri sendiri.(M. Johada)
KRITERIA SEHAT JIWA
WHO
-
dapat
menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan
-
memperoleh
kepuasan dari usuhanya
-
merasa
lebih puas memberi dari pada menerima
-
hubungan
antar manusia,saling menolong dari pada memuaskan
-
menerima
kekecewaan sebagai pelajaran, untuk memperbaiki yang akan datang
-
mengarahkan
rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
-
mempunyai
rasa kasih sayang
ABRAHAM MASLOW
-
memiliki
persepsi yang akurat terhadap realitas
-
menerima
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
-
spontan,
sederhana dan wajar
MARIA JAHADA
-
sikap
positif terhadap diri sendiri
-
tumbuh
kembang dan aktualisasi diri
-
integrasi
-
persepsi
realitas
-
menguasai
lingkungan
Ciri-ciri kesehatan
mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu:
1. Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
1. Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
keadaan sehat atau sakit mental
dapat dinilai dari keefektifan fungsi perilaku,
yaitu :
-
bagaimana
prestasi kerja yang ditampilkan oleh individu baik proses maupun hasilnya
-
bagaimana
hubungan inter personal dilingkungan dimana individu berada.
-
Bagaimana
individu menggunakan waktu senggangnya, individu yang sehat jiwa dapat menggunakan
waktunya untuk hal-hal yang produktif dan positif bagi dirinya dan bagi
lingkungannya.
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI SEHAT-SAKIT MENTAL
- biologis
penelusuran agen-agen yang menyebabkan
penyakit mental merupakan hal yang sulit dilakukan hingga saat ini,
satu-satunya gen yang mempunyai hubungan dengan beberapa penyakit mental yang
menyebabkan perkembangan penyakit alzeimer’s pada sekitar 10% orang dengan
kelainan ini. Informasi terakhir tentang penyebaran penyakit mental terutama
berdasarkan atas penyelidikan tentang sifat keturunan manusia. Ada tiga jenis
kajian tentang hal ini :
-
kajian
adopsi
-
kajian
kembar
-
kajian
keluarga
-
status
gizi
-
sensifitas
biologi
- psikologis
-
intelegensia
kemampuan individu dalam penyelesaian konflik diri dengan menggunakan berbagai
upaya koping yang sesuai untuk mengurangi ketegangan menuju keseimbangan
kontinum.
-
Kemampuan
bahasa, individu dapat mengurangi ketegangan psikis dengan kemampuannya
menguraikan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
-
Pengalaman
masa lalu, bagi individu kesehatan mental dapat dihubungkan dengan pengalaman
masa lalu yanng menyenangkan ataupun menyakitkan misalnya peristiwa kehilangan.
-
Konsep
diri, bagaimana kesesuaian pandangan/persepsi terhadap diri, yang meliputi
gambaran diri, peran diri, ideal diri, harga diri, dan identitas diri.
-
Motivasi,
bagaimana motivasi diri dalam mengahadapi tantangan dan dinamika hidup apakah
motivasi tinggi-motivasi rendah
-
Faktor
lainya yang mempengaruhi sehat sakit mental adalah; sosio kultural, usia,
pendidikan, penghasilan, pekerjaan, kedudukan sosial, dan latar belakang budaya
Istilah kesehatan mental sendiri
memperoleh pengertian yang beragam seiring perkembangannya
i.
Sebagai
kondisi atau keadaan sebagaimana gambaran diatas.
ii.
Sebagai
ilmu pengetahuan cabang dari ilmu psikologi yang bertujuan mengembangkan
potensi manusia seoptimal mungkin dan menghindarkannya dari gangguan dan
penyakit kejiwaan.
Seseorang dapat berusaha memelihara kesehatan mentalnya dengan menegakkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan, yaitu :
§
Mempunyai
self image atau gambaran dan sikap terhadap diri sendiri yang positif.
§
Memiliki
interaksi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam menghadapi problema
hidup termasuk stress..
§
Mampu
mengaktualisasikan secara optimal guna berproses mencapai kematangan.
§
Mampu
bersoiallisasi dan menerima kehadiran orang lain
§
Menemukan
minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan
§
Memiliki
falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.
§
Mawas diri atau memiliki control terhadap segala
kegiatan yang muncul
§
Memiliki
perasaan benar dan sikap yang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.
Manusia sebagai mahkluk yang memiliki banyak keterbatasan kerap kali mengalami perasaan yang takut, cemas, sedih, bimbang dan sebagainya. Dalam psikologi gangguan atau penyakit jiwa akrab di isitilahkan dengan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi :
i.
Neurosis
ii.
Psikosis.
Sementara dari H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi 6 macam, selain 2 yang sudah disebutkan diatas dia mengemukakan yang lainnya : Psikomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.
Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Sedangkan psikosis adalah penyakit jiwa yang parah , yang ditingkatkan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya.
Dengan demikian penyakit adalah suatu yang dimiliki organ, sedangkan penyakit illness adalah suatu yang dimiliki manusia yaitu respon subjektif pasien dan segala suatu yang meliputinya.
Menurut Cassell, Kleininan’s (Freund, 1991) mendefinisikan disease mengacu peda kondisi biofisik – masalah seperti yang dilihat dari perspektif praktisi biomedis. Sebaliknya illness mengacu pada bagaimana orang yang sakit dan anggota keluarganya atau jaringan social yang lebih luas merasakannya, dan bereaksi terhadap simtom-simtom dan ketidakmampuannya.
Kategori atau Penggolongan Kesehatan
Mental
§
Gangguan
Somatofarm
Gejalanya bersifat fisik, tetapi
tidak terdapat dasar organic dan factor-faktor psikologis.
§
Gangguan
Disosiatif
Perubahan sementara
fungsi-fungsi kesadaran, ingatan, atau identitas yang disebabkan oleh masalah
emosional.
§
Gangguan
Psikoseksual
Termasuk masalah identitas
seksual (impotent, ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.
§
Kondisi
yang tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa.
Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam pada anak.
Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam pada anak.
§
Gangguan
kepribadian
Pola prilaku maladaptik yang
sudah menahun yang merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak tepat dalam
mengatasi stres atau pemecahan masalah.
§
Gangguan
yang terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja.
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.
§
Gangguan
jiwa organik
Terdapat gejala psikologis
langsung terkait dengan luka pada otak atau keabnormalan lingkungan biokimianya
sebagai akibat dari usia tua dan lain-lain.
§
Gangguan
penggunaan zat-zat
Penggunaan alkohol berlebihan,
obat bius, anfetamin, kokain, dan obat-obatan yang mengubah prilaku.
§
Gangguan
Skisofrenik
Serangkaian gangguan yang
dilandasi dengan hilangnya kontak dengan realitas, sehingga pikiran, persepsi,
dan prilaku kacau dan aneh.
§
Gangguan
Paranoid
Gangguan yang ditandai dengan
kecurigaan dan sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.
§
Gangguan
Afektif
Gangguan suasana hati (mood)
yang normal, penderita mungkin mengalami depresi yang berat, gembira yang
abnormal, atau berganti antara saat gembira dan depresi.
§
Gangguan
Kecemasan
Gangguan dimana rasa cemas
merupakan gejala utama atau rasa cemas dialami bila individu tidak menghindari
situasi-situasi tertentu yang ditakuti.
CONTOH-CONTOH PERILAKU MENYIMPANG
1.
Kleptomania
(mencuri terpaksa)
Dalam hal
ini orang terpaksa mencuri barang orang lain. Sebenarnya ia merasa gelisah
dengan perlakuan mencuri itu, akan tetapi ia tidak dapat menghindarkan dirinya
dari tindakan itu, walaupun barang-barang tersebut tidak dibutuhkannya.
Yang banyak
menderita gejala ini adalah anak-anak karena orangtuanya terlalu keras,
disiplin atau kurang memperhatikan.
Contohnya: seorang anak yang memiliki cukup uang mencoba mencuri disebuah toko, anehnya barang-barang yang dicuri tersebut tidak digunakan akan tetapi dibagi-bagikan kepada temannya dan tidak jarang barang-barang tersebut disimpan sebagai koleksi.
Contohnya: seorang anak yang memiliki cukup uang mencoba mencuri disebuah toko, anehnya barang-barang yang dicuri tersebut tidak digunakan akan tetapi dibagi-bagikan kepada temannya dan tidak jarang barang-barang tersebut disimpan sebagai koleksi.
2.
Fetishism
Pada gejala
ini orang terpaksa mengumpulkan dan menyimpan barang-barang kepunyaan orang
lain dari seks yang berlainan. Misalnya seorang laki-laki yang suka menyimpan
saputangan, sepatu atau rambut wanita yang baginya mempunyai arti atau nilai
seksuil dalam perasaannya.
3.
Compusife
(yang berhubungan dengan seksuil)
Gejala ini
ada 2 macam yaitu:
§
Ingin
tahu tentang kelamin dari orang berlainan seks
§
Ingin
memamerkan kelamin sendiri
Dalam hal yang pertama
seseorang akan berusaha untuk melihat atau memperhatikan bentuk tubuh dan
kelamin orang lain dengan berbagai cara atau juga memegang-megangnya. Dalam hal
ini yang kedua oaring merasa terdorong untuk memamerkan tubuh dan kelaminnya
tanpa merasa malu.
Pada umumnya
gejala tersebut diakibatkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan waktu kecil
atau mungkin pula sebagai ungkapan dari keinginan yang tertekan yang
pelaksanaannya dan merasa takut kalau keinginannya itu terasa
Refleksi diri orang yang sehat
mental menurut teori Abraham maslow, erim fromm
Abraham maslow
1.Mengamati Realitas Secara Efisien
Orang – orang yang sangat sehat mengamati objek –
objek dan orang – orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap
arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka
bersandar semata – mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak
terdapat pandangan – pandangan yang berat sebelah atau prasangka – prasangka.
Kepribadian – kepribadian yang tidak sehat mengamati
dunia menurut ukuran – ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk
mencocokannya dengan bentuk ketakutan – ketakutan, kebutuhan – kebutuhan dan
nilai – nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka
semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai
kesimpulan – kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien
secara intelektual
2.Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang – Orang Lain
dan Diri Sendiri
Orang – orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan – kelemahan dan kekuatan – kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu – individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan – kelemahan atau cacat – cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal – hal tersebut.
Karena orang – orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Orang – orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan – kelemahan dan kekuatan – kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu – individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan – kelemahan atau cacat – cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal – hal tersebut.
Karena orang – orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang – orang neurotis dilumpuhkan
oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan – kelemahan dan kekurangan
– kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan
energi dari hal – hal yang lebih konstuktif.
3.Spontanitas. Kesederhanaan, kewajaran
3.Spontanitas. Kesederhanaan, kewajaran
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara
terbuka dan langsung tanpa berpura – pura. Kita dapat mengatakan bahwa orang –
orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar
dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting,
maka untuk sementara mereka mengekang persaaan – perasaan itu. Jadi, mereka
tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau
mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan – aturan dan adat –
adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat
kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang – orang
yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka
sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak
konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4.Fokus pada Masalah – Masalah di Luar Mereka
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai
pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk
mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu,
sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata – mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan
uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan
metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan – kemempuan mereka,
menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling,
dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa..
5.Kebutuhan Akan Privasi dan Indenendensi
orang – orang yang mengaktualisasikan diri
memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak
tergantung pada orang – orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian
mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka
sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang – orang neuorotis biasanya
snagat emosional tergantung pada orang – orang lain untuk kepuasan dimana
mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Berfungsi Secara Otonom
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara
otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian – kepribadian yang
sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan
mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan –
kemalangan yang dapat mengahncurkan orang – orang yang sehat mungkin hamper
tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di
tengah apa yang dilihat oleh orang – orang yang kurang sehay sebagai
malapetaka.
7.Apresiasi Yang Senantiasa Segar
Menghargai pengalaman – pemgalaman tertentu
bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus
atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya,
mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang
mereka miliki dan dapat mereka alami.
8.pengalaman – Pengalaman Mistik atau “Puncak”
Dimana orang – orang yang mengaktualisasikan diri
mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap –
luap, sama seperti pengalaman – pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman
puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman - pengalaman yang ringan.
Pengalaman - pengalaman yang ringan ini kadang - kadang dapat terjadi pada kita
semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman
puncak lebih sering dari pada orang - orang biasa, dan mungkin sering kali
terjadi setiap hari.
9.Minat Sosial
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati
dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu
keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga
(manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain
dalam keluarga.
Orang – orang yang sehat mengetahui bahwa mereka
dapat mencapai hal - hal dengan lebih baik daripada orang – orang lain dan
bahwa mereka melihat dan memahamii hal – hal itu dengan lebih jelas.mereka
mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang – orang
lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan
memaafkannya.
10.Hubungan Antarpribadi
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan
orang – orang lain daripada orang – orang yang memiliki kesehatan jiwa yang
biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam,
dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu – individu lain.
Meskipun orang – orang yang akrab dengan mereka
adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang –
orang lain, khusunya terhadap anak – anak.mereka membenci dan kejam terhadap
orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang – kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang – kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11.Struktur Watak Demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua
orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik
atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar
dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12.Perbedaan antara sarana dantujuan, antara baik
dan buruk.
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan
tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita – cita jauh lebih penting daripada sarana
untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar
dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam
hal – hal etis, terombang – ambing, atu berganti – ganti antara benar dan salah
menurut keuntungannya.
13.Perasaan Humor Yang Tidak Menimbulkan
Permusuhan
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam
humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor
superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain
atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan
suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor
pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14.Kreativitas
kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan
seseorang dari pengaktualisasi - pengaktualisaasi diri mereka adalah asli,
inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan
suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan
kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan
beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari
suatu karya seni
15.Resistensi Terhadap Inkulturasi
Pengaktualisasi - pengaktualisasi diri dapat
berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh - pengaruh
social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara - cara tertentu. Akan tetapi
mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas
pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang
berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
ERIK FROMM
1.Cinta yang Produktif
Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia
yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan
individualitas mereka. Diri orang tidak terserap atau hilang dalam cinta
terhadap orang lain. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif, melainkan
diperluas, dibiarkan terbuka sepenuhnya. Suatu perasaan akan hubungan tercapai,
tetapi identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara.
Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dari prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka) kesejahteraan mereka, membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.Mencintai berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain.
Fromm mengingatkan bahwa cinta yang produktif ini sukar dicapai. Cinta yang produktif itu merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu nafsu. Cinta yang produktif tidak terbatas pada cinta yang erotis, tetapi mungkin merupakan cinta persaudaraan.
Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dari prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka) kesejahteraan mereka, membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.Mencintai berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain.
Fromm mengingatkan bahwa cinta yang produktif ini sukar dicapai. Cinta yang produktif itu merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu nafsu. Cinta yang produktif tidak terbatas pada cinta yang erotis, tetapi mungkin merupakan cinta persaudaraan.
2.Pikiran yang Produktif
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan,
pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian
yang kuat terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh
gejala dengan mempelajari dan bukan pada kepingan-kepingan atau
potongan-potongan gejala yang terpisah. Fromm percaya bahwa semau penemuan dan
wawasan yang hebat pasti melibatkan pikiran objektif.
3.Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif. Kebahagiaan bukan karena suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan melainkan kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya hidup, meningkat kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Fromm menyatakan bahwa suatu perasaan kebahagiaan merupakan bukti bagaimana keberhasilan seseorang ”dalam seni kehidupan”.
Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif. Kebahagiaan bukan karena suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan melainkan kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya hidup, meningkat kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Fromm menyatakan bahwa suatu perasaan kebahagiaan merupakan bukti bagaimana keberhasilan seseorang ”dalam seni kehidupan”.
4.Suara hati
Ada 2 tipe suara hati, yaitu suara hati otoriter
dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang
diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Apabila orang itu
bertingkah laku berlawanan dengan kode moral itu (atau bahkan berpikir untuk
bertingkah laku demikian), maka dia mengalami perasaan bersalah. Jadi ’wasit’
dari tingkah laku dan pikiran terletak diluar diri dan bertindak untuk
menghalangi fungsi dan pertumbuhan yang penuh dari diri.
Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari diri, dan bukan dari suata perkara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang yang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam.
Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari diri, dan bukan dari suata perkara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang yang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat datang Di Blog Bigbang jangan lupa tinggalkan Jejak ^^. Post Youre Coment