BigBang Song

Lalala, My girl, BigBang is Vip, This Love (Gdragon), Last farawel, Lies, Haru Haru, My Heaven, With you, Gara gara Go, Beautivul Hangover, Lets me hear your Voice, Make love, Lollipop ft 2Ne1, Lollipop 2, Sunset glows, Hot Issue, Ora Yeah, Stay, Good Person, Tell me goog Bye, Hands Up, Always, Bringing youre love, Forever with you GDTOP ft BOM, Number 1, stylist, We Belong together, Dirty Clas, Tonight, Somebody To love, What is Right, Stupit Liar, Love song, Blue, Bad Boy, Love Dust, Ain't No Fun, Fantastic Baby, Wink's (Daesung), Ego, Feeling. "Taeyang" wedding Dress, Look Only At Me, I Need A Girl, Move ft Teddy, Prayer ft Teddy, Friend ft TOP, Where U at. "Gdragon" HeartBreker, Korean dreams, Shine a Light, She is Gone. "Seungri" What can i do, Strong Baby, VViP. "Daesung " Baby dont Cry, Try To lough. "GDTOP" High High, Oh Yeah, Baby Good Nigh, Jibe Gajima, Dancing on My Own ft Pixie Lott. Monster, Bingle Bingle, Still Alive

Sabtu, 06 Oktober 2012

(Fanfiction) Make Me loving You Part 3 B




Author : @deebee_vip

Cast : Han Mika, Dong yongbae
Jang hyun seung, Lee Hanna

Support Cast : Han Taeyang. Han Chaeri, Han Jay bum, Kwon Jiyong, Dongwoon

Makes me loving you part 1
Makes me loving you part 2


Hyunseung Pov :

Aku terus berjalan meninggalkan ruangan itu, rasanya aku ingin segera pergi dari rumah ini. Aku sudah tidak sanggup lagi menerima kenyataan ini. Bagaimana mungkin semua ini terjadi. Apa ada yang salah, namun rasanya tidak mungkin. Semua cerita itu adalah nyata, cerita yang harus aku terima dengan pahit. Aku sudah tidak memperdulikan teriakan mika yang menyuruhku untuk berhenti, kakiku terus melangkah meninggalkannya. Aku sudah tidak ingin mendengarkan penjelasannya lagi. Meskipun kata hatiku ingin sekali untuk berbalik ke arahnya namun ternyata otakku memerintahkan lain.

Aku sudah tidak tahan, benar-benar sudah tidak tahan lagi. Pikiranku kacau. Airmataku menetes tanpa ku sadari. Kenapa semua ini harus terjadi tuhan. Katakan apa kesalahan yang aku perbuat sehingga kau memberikanku cobaan seperti ini.

Author Pov :
Di sudut jalanan itu hyunseung terus mempercepat langkahnya, dia sudah tidak peduli lagi dengan teriakan orang-orang  yang memaki dirinya karena tidak sengaja tertabrak. Jalanan itu memang cukup ramai dengan pejalan kaki, namu karena hyunseung sudah tidak dapat berpikir dengan jernih yang bisa dia lakukan hanya terus berjalan tanpa peduli dengan keadaan sekitarnya.

Akhirnya pertahanan hyunseung runtuh juga, dia berhenti di tengah-engah jalan, di tengah hiruk pikuk ramainya kegiatan manusia. Hyun seung terdiam cukup lama, dia hanaya mematung tanpa melakukan apapun. Airmatanaya terus menetes dikedua sudut matanya. Namun tiba-tiba dia jatuh tertunduk, lekat manatap tanah yang ada di hadapannya. Dia tidak snggup untuk melihat orang-orang disekitarnya yang menganggap dia aneh. Hyun seung mengepalkan kedua tangannya erat. Hatinya pebuh sesak, sehingga oksigen yang masuk kedalam paru-parunya pun sudah tidak dapat dia rasakan sebagai mana mestinya.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” Hyun seung berteriak keras.

“kenapa, kenapa mika. Kenapa kau lakukan semua ini padaku”

Kata-kata itu reflek keuar dari mulutnya. Dan pada akhirnya laki-laki itu menangis. Meraung mengeluarkan segala beban dan kenyataan pahit yang baru saja diterimanya. Semuanya sudah tidak dia pedulikan lagi. Meski tatap tanya dan tatapan aneh dari setiap pasang mata memperhatikannya. Bagi hyunseung semuanya tidak ada. Dia merasa sedang sendiri di tempat itu. Tangisnya masih terdengar pilu dan menyayat hati. Setelah sekian lama dia berhenti, mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, lalu berdiri. Tegap dan angkuh, hyun seung kembali berjalan meninggalkan tempat itu. Berjalan menuju halte bus terdekat. Wajahnya terlihat dingin dan matanya memerah karena tangis dan amarahnya.

Setelah tiba di halte bus dia menghentikan sebuah taksi, dengar kasar dia membuka pintu taksi itu dan masuk kedalamnya.

oOo

Di tempat lain, yong bae masih dengan setia dan sabar menunggu mika. Dia tahu sebenarnya sejak tadi mika tidak tidur meskipun matanya tertutup secara sempurna. Mudah saja bgi yong bae untuk mengetahui itu karena memang dia sudah mempelajari tahap-tahap seseorang bisa tertidur saat masih kuliah dahulu. Namun yongbae membiarkan mika, selain tidak tega dia tahu bagaimana perasaan mika saat ini, karena itulah dia memilih untuk diam saja.sejak matanya tetutup pun, air mata mika tetap mengalir di kesua sudut, itu bukti kedua bahwa mika hanya berpura-pura tertidur.

“Mika, aku hara kamu baik-baik saja. Dan setelah ini beban di hatimu berkurang. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Kau tahu bagaimana takutnya aku selama ini bukan. Ketakutan terbesarku adalah bahwa hyunseung akan kembali dan kau akan terluka lagi. Dan hari ini semua ketakutanku itu benar-benar terjadi. Sungguh aku sangat mencintai mu begitu juga dengan hyun mi. jadi aku mohon tetaplah tinggal disisiku jangan pernah meninggalkanku apapun yang akan terjadi esok.”

Yongbae membelai rambut mika pelan setelah mengucapkan kalimat itu, sebelah tangannya menggenggam tangan mika erat. Dan yang tak pernah dia sangka sebelumnya yongbae ikut menitikan air matanya. Dia begitu takut akan kehilangan mika setelah kejadian ini.

“Aku mencintaimu, terlalu mencintaimu mika.” Ulang yongbae. Suaranya terdengar serak, terlihat dengan jelas bahwa dia menahan tangisnya agar tak terdengar oleh  mika. “Meskipun aku tahu kau belum mencintauku sepenuh hatiku. Aku terima itu asalkan kau tetap bersamaku”. Yongbae semakin menggenggam erat tangan mika. Dia mendongakkan kepalanya mencoba menhan agar air matanya tidak terus jatuh membasahi pipinya.

Beberapa wantu telah berlalu, namun suasana kamar itu tetap hening. Mika menahan matanya agar tetap tertutup. Yah dia mendengar dengan jelas semua yang di ucapkan oleh yongbae. Sebenarnya dia ingin sekali mengatakan sesuatu tai mulutnya terkunci rapat begitu juga dengan matanya. “Maafkan aku oppa.” Ucap mika dalam hati. “Maafkan aku, sehingga kau harus masuk kedalam hubungan yang rumit ini. Dan maafkan aku jika belum mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Selama ini aku sudah mencobanya, namun hyunseung begitu sulit untuk aku hapus dalam ingatanku”. Namun semua kalimat itu hanya mika ucapkan dalam hatinya, dia belum mampu utnuk mengatakan secra langsung kepada yongbae.

Dengan semua keberaniaanya, mika membuka matanya secara perlahan. Dilihatnya yongbae menengadahkan kepalanya menghadap ke arah langit-langit kamarnya. Mika berusaha untuk bangkit. “oppa.” Pangglkan. Yongbae tersadar dan menolehkan wajahnya menghadap  mika. “Kau sudah bangun.” Mika hanya mengangguk menjawab pertanyaan yongbae.

“oppa aku ingin pulang sekarang.” Pintanya.
“Apa tidak sebaiknya kita menginap disini saja untuk malam ini, nanti setelah keadaanmu membaik kita pulang”. Tawar yongbae sambil membelai kedua wajah mika.

Lagi mika menggeleng, dia merasa tidak nyaman jika malam ini harus menginap di rumah orang tuanya apalagi mengetahui betapa marah kakaknya tadi. “Tidak oppa aku ingin pulang sekarang.”

Yongbae tersenyum dan mengangguk. “Baiklah kalau itu maumu.” Yongbae membantu mika bangun dari tempat tidurnya. Membenarkan baju mika yang kelihatan berantakan dan memakaikan pakaian hangat.
“Kau tunggulah di bawah dan berpamitan pada ayah dan ibu, aku ke kamar hyun mi dulu.”
Mika menggangguk dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan hyunseung. Hyunseung hanya bisa mendesah melihat mika. Namun dia tetap bersabar dan berjalan mengikuti mika dari belakang dan menuju ke kamar hyun mi untuk menyiapkan segala keperluan dan kebutuhan hyun mi.

oOo

“Ayah, ibu aku akan pulang malam ini.” Mika hanya mengucapkan kata-kata itu tanpa menatap kedua orang tuanya. Bahkan dia tidak duduk di kursi saat mengucapkan itu.

“Apa sebaiknya kalian tidak makan malam dahulu bersama-sama.” Tanya ibu mika.

“Tidak ibu kami akan makan di rumah saja. Aku permisi dulu.” Setelah itu mika meninggalkan kedua orang tuanya dan juga jay bum. Melihat tingkah mika jay bum ingin menghentikan mika, karena menurutnya dia sudah berperilaku tidak sopan. Namun sebelum jay bum berhasil menghentikan langkah mika, tuan han terlebih dahulu menarik tangan jay bum. “biarkan saja, mungkin dia butuh waktu untuk menenagkan diri. Bukankah sudah ada yongbae yang akan menjaganya. Jadi sebaiknya kita percayakan saja semuanya kepadanya.” Kata tuan han bijak. Jay bum hanya bisa mendesah dan kembali duduk di tempatnya semula.
Tidak lama setelah itu terlihat yongbae menggendong hyun mi yang sudah tertidur. Pelayan seo membawakan tasnya mengikuti di belakang yongbae. “Ayah, ibu, hyung kami pulang dulu.” Nyonya han hanya mampu menatap pilu ke arah yongbae, dia berjalan mendekat. Mentap yongbae dengan seksama. Tangannya meraih tangan yongbae sebelah kanan, mengusapnya dengan lembut dan tersenyum ke arah yongbae.

“kami tahu kamu adalah pria baik. Kami juga tahu kamu adalah lelaki yang sangat bertanggung jawab. Kami serahkan mika dan hyun mi kepamu yongbae-ah.” Yongbae hanya bisa tersenyum sebagai jawaban dia tidak sanggup untuk mengucapkan kata-kata apapun karena dia takut jika saja air matanya akan jatuh lagi.

“Aku akan menjaga mereka dengan semua yang aku punya ibu.” Setelah itu yongbae berpamitan dan segera menuju ke mobilnya yang terparkir di depan rumah keluarga han. Yongbae membuka pintu mobil penumpang yang ada di belakang dan menyerahkan hyun  mi kepada mika. “Dia sudah tidur mika.” Lagi-lagi mika hanya tersenyum dan menerima hyun mi. di tamatinya wajah kecil hyun mi yang sedang tertidur. “Kau sungguh benar-benar mirip dengan appamu hyun mi.” mika membatin. Tangan mika membelai wajah kecil itu lembut dan mendekapnya dalam pelukan hangatnya.

Bibi seo menyerahkan tas yang dibawanya kepada yongbae. “Hati-hati di jalan tuan.” Bibi seo membungkukkan badan lalu meninggalkan yongbae. Dia memasukkan tas itu kedalam pintu samping kemudi. Kemudia dia berputar dan membuka pintu kemudi dan menjalankan mobilnya meninggalkan kediaman keluarga han.

oOo

Alunan musik menggema sangat memekakkan telinga, banyak sekali manusia baik pria ataupun wanita yang menggoyangkan badannya di area dance flor. Di bagian lain terdapat meja-meja yang siap menyambut pelanggan yang datang ke tempat itu. Di salah satu meja terdapat seorang laki-laki yang tengah meneguk minumannya dari gelas hingga habis, kepalanya terus saja bergoyang ke kiri dan ke kanan mengikuti alunan musik yang sedang di putar. Sesekali dia tersenyum pahit meratapi nasibnya. Di meja itu terdapat banyak sekali botol wine yang telah kosong. Bukti bahwa pria itu sudah mabuk karena banyak menghabiskan minuman yang beralkohol.

“Ya hallo, ada apa”. Lelaki itu menganggat panggilan telphone dari handphonenya. “Kau dimana, kenapa tidak ada di rumah. Bukankah kau biang akan tinggal di apartementku”.  Lelaki itu hanya tersenyum miris mendengar jawaban dari lawan bicaranya.

“Dongwoon-ah aku sakit, sakit sekali. Rasanya jantungkku ingin pecah saat ini juga”. Dan saat itu juga air mata kembali mengalir dari sudut mata hyun seung, dia juga nampak menekan-nekan dada sebelah kirinya petanda dia merasakan sakit yang amat sangat pada tempat itu.

“Tunggu kau ada di mana sekarang, kenapa berisik sekali.” Tanya dongwoon.

“Sakit dongwoon.” Hyunseung hanya mampu merintih dia tidak mengindahkan pertanyaan dari dongwoon.
“Baiklah aku tahu kamu berada dimana sekarang, tunggu aku disana kau jangan kemana-mana.” Seketika itu juga sambungan telephone terputus.

Lagi hyunseung menuangkan wine nya kedalam gelas yang berisi air es. Dia sudah tidak peduli lagi berapa botol yang akan dia habiskan malam ini. Setelah menegukkan hingga habis hyunseung kembali memejamkan matanya. Dia mengingat bagaimana saat-saat mika tersenyum dan tertawa dengannya. Mengingat setiap kenangan yang terlukis di dalam hatinya.

“Aku tak sanggup, aku tak sanggup tanpamu han  mika. Lalu sekarang apa yang kau lakukan, kau meninggalkanku. Bukankah lebih baik kau membunuhku saja dari pada kau membunuhku dengan perlahan karena kepergianmu.” Gumamnya pelan dan menyenderkan kepalanya di atas meja.

Tidak lama setelah itu muncul sesosok pria. Dia nampak kebingungan, matanya menyelusuri setiap bagian dari tempat itu. Setiap meja dai perhatikan dengan baik dan seksama tidak ingin melewatkan sesuatu yang luput dari pandangannya. Setelah matanya tertuju pada satu meja di sudut ruangan itu, matanya semakin membulat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dengan segera dia berlari ke meja itu.

“Seungie”. Panggilnya pelan. Namun hyun seung tetap tidak merespon panggilan itu.

“Jang hyun seung.” Karena tidak mendapat respon dari hyun seung, pria itu mengguncang bahunya pelan dan menyebutkan nama lengkapnya. Merasa hyunseung mengenali suara yang telah memanggilnya, dia menolehkan wajahnya ke arah pria itu.

Hyunseung menatap dia intens. Seakan pria itu tahu dengan apa yang terjadi dengan hyunseung. Dia menarik kursi di hadapan hyunseung dan duduk di kursi itu. Dia menatap hyunseung lekat. “Apa yang sebenarnya terjadi.” Dia bertanya, namun hyunseung diam mengabaikannya.

Beberapa menit berlalu suasana diantara mereka berdua masih sama-sama saling membisu tidak ada yang berbicara meskipun dalam tempat itu suara musik menggema sangat kerasnya.

“Dia meninggalkanku woon-ah. Dia meninggalkanku seorang diri.” Ucap hyunseung lirih.

“Siapa yang kau maksud seungie.” Dongwoon tetap bertanya meskipun dia tahu betul siapa yang hyunseung maksud.

“Dia sudah menikah. Dan dia juga sudah mempunyai anak. Bagaimana semua ini bisa terjadi padaku.”
Dongwoon sangat terkejut mendengar pengakuan hyunseung dia tidak menyangka jika temannya akan mengetahui kabar itu secapatnya.

“Disini sangat sakit sekali woon-ah.” Sekali lagi hyunseung menekan dadanya kuat dan meremasnya. Dongwoon iba melihat keadaan hyunseung ditambah saat ini dia sedang mabuk.

“Lebih baik kita pulang saja, kita bicarakan masalah ini besok. Kau sudah terlalu mabuk.”
Hyunseung hanya memejamkan mata mendengar ajakan dari dongwoon, dia ingin sekali menolak namun tubuhnya sangat lemah dan entah kapan kekuatannya hilang begitu saja.

Dia tidak melawan saat dongwoon membopong tubuhnya membantu dia untuk berdiri dan bejalan meninggalkan tempat tersebut. Langkah hyunseung tertatih dan sempoyongan namun dengan sigap pula dongwoon menarik dan menopang tubuhnya saat dirasa hyun seung akan terjatuh. Dia tidak peduli lagi dengan banyaknya pasang mata yang memperhatikan mereka berdua, toh juga banyak orang yang terlihat sama seperti hyunseung sekarang ini.

oOo

“mika kita sudah sampai”. Yongbae mencoba membangunkan mika yang tertidur didalam mobil selama berada diperjalanan. Dia meraih hyun mi dari pangkuan mika. Karena merasa ada yang megganggu tidurnya mika terbangun dan kaget karena hyun mi tidak ada di pelukannya. Dia menoleh ke arah pintu mobil yang terbuka dan seketika itu perasaan lega hinggap, ternyata yongbae yang membangunkannya dan membawa hyun mi.

“Kita sudah sampai kau masuklah dulu. Aku akan mengambil tas dan mengantarkan hyun mi ke kamarnya.” Perintah yongbae dan lagi-lagi hanya anggukan kepala yang mika berikan kepadanya. Tanpa seulas senyum dibibirnya yang selama ini selalu dia berikan kepada yongbae.

Setibanya didalam rumah mika langsung menuju kekamarnya, dia mengganti bajunya dan masuk kekamar mandi untuk membasuh wajahnya. Saat memandang wajahnya sendiri didepan cermin. Mika mulai teringat dengan semua kejagian tadi siang di rumah orang tuanya. Cukup lama dia menatap wajahnya sendiri di depan cermin dan dia juga melihat bahwa air matanya kembali menetes.

“Kenapa kau kembali oppa, apa alasanmu kembali dan muncul dihadapanku. Bahkan dengan terang-terangan kau muncul di tengah-tengah keluargaku. Tak tahukah kau akibat dari semua ulahmu itu. Lalu apa yang seharusnya aku lakukan sekarang. Kau membuatku menjadi seorang wanita jahat oppa.” Mika kembali menangis dan tubuhnya roboh dia bersandar di dinding sudut kamar mandi. Dia kembali meraung dalam tangisnya. Mika tidak sanggup membayangkan dengan apa yang akan terjadi esok. Dia membekap mulutnya sendiri agar tangisnya tidak terdengar dari luar. Namun sia-sia karena saat itu juga yongbae sudah membuka kamar mandi dan menyaksikan dengan matanya sendiri apa yang tengah terjadi padanya.

Dengan berlari yongbae menghampiri mika, diraihnya tubuh lemah mika dan di bawanya tubuh itu kedalam dekapan hangat peluknya. Dibenamkannya kepala mika pada dada bidang yongbae, dan tangannya pun mengusap punggung mika lembut. Mika memejamkan mata sejenak kemudian dengan kesabaran yang dia miliki dikecupnya kening mika untuk menenangkan istrinya tersebut. Meskipun yongbae memeluk mika dengan penuh kasih sayang namun tangis mika tidak kunjung reda bahkan isakan mika semakin keras.

“Tenanglah mika, semua akan baik-baik saja. Aku akan terus berada disampingmu untuk menjaga dan menuntunmu”. Kata-kata yang diucapkan yongbae bukannya membuat mika merasa tenang dan menghentikan tangisnya namun malah membuat dia semakin merasa bersalah dan semakin erat membekap mulutnya sendiri.

Tak tega melihat keadaan mika yang semakin tidak karuan, akhirnya yongbae megangkat dan membawa mika untuk istirahat di tempat tidur. Dengan pelan diturunkannya mika ke tempat tidur itu. Yongbae ikut berbaring di sebelah mika. Dia menarik selimut dan menutupi tubuh mereka berdua sampai ujung dada. Di tariknya tubuh mika hingga sekarang yongbae bisa mendekap tubuh renta itu. Yongbae sudah tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan untuk menenangkan miika. Untuk saat ini mungkin dengan membiatkan mika tertidur dalam pelukannya bisa membuat wanita itu tenang.

oOo

dongwoon sangat kesulitan membawa hyunseung untuk menuju apartment nya. Meskipun tubuhnya kecil namun dia sangat berat. Setelah dia memasukkan ke pin apartmentnya segera dia membawa hyunseung menuju kamarnya dan menbaringkan tubuh hyun seung. Sejak di perjalannan tadi hyunseung tak henti-hentinya menyebut nama mika dan meremas dadanya sendiri bahkan pria itu sering meneteskan air matanya meskipun dia tidak menangis. Namun dongwoon tahu jika dalam hati hyun seung sudah menangis.
Dongwoon hanya bisa menatap tubuh hyunseung iba. Dia segera meninggalkan kamar itu untuk membiarkan hyunseung beristirahat terlebh dahulu. Sedangkan hyunseung, apa yang terjadi pada pria itu semua tidak tahu. Dia memang memejamkan matanya dan berhenti menyebutkan nama mika. Tapi apakah dia tidur atau tidak tidak ada yang tahu.

Hyunseung mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia merasakan pusing dikepalanya. Perlahan dia membuka matanya dengan sempurna, dan sakit dikepalannya semakin dia rasakan. Dengan berat dia menegakkan tubuhnya berusaha untuk bangun. Setelah dia duduk sejenak, dia berdiri dan berjalan menuju dapur untuk meneguk air putih. Yah dia merasakan kering di tenggerokannya ditambah lagi pusing yang sekarang dirasakannnnya.

Setelah tiba di dapur dia membuka lemari es dan mengambil botol air putih, diteguknya air itu hingga habis setengah.

“Kau sudah bangun”. Suara yang menginteruonya tindakannya dari belakang membuat hyunseung menaruh kembali botol itu kedalam lemari es.

“Hemmmm, kau tidak kerja.” Hyunseung menatap dongwoon sekilas dan melirik jam yang terletak di atas lemari es telah menunjukkan pukul 10 pagi.

“Tidak. Aku sengaja tidak bekerja hari ini. Kau tahu apa alasanku bolos?” tanya dongwoon yang membuat hyunseung menyipitkan matanya.

“Kau tidak sedang merayuku kan woon-ah.” Hyunseung semakin curiga dengan perilaku dongwoon, sedangkan yang diperhatikan sejak tadi hanya mampu tersenyum simpul dan duduk di kursi meja makan.

“Kau belum sarapan kan, ayo kita makan. Aku sengaja menunggumu bangun tadi. Tapi maaf di rumahku ini hanya ada roti tawar.” Dongwoon tidak lagi menunggu jawaban dari hyunseung. Dia langsung mengambil roti yang ada dihadapannya dan menggigitnya agar hyunseung tidak terlalu banyak bertanya. Dan apa yang dilakukaknya memang cukup ampuh. Sekarang hyunseung ikut duduk dihadapan dongwoon dan menikmati sarapan mereka.

“Woon-ah kau sudah tahu semua ini kan.” Hyunseung menatap dongwoon lekat.

“Apa yang kau maksud aku tidak mengerti.” Jawab dongwoon mencoba untuk mengelak.
“Kau jangan mengelak, jawab saja pertanyaanku.” Tuntun hyunseung.

Dongwoon menghembuskan napasnya sejenak. “Tepat 1 bulan lebih setelah kepergianmu dia menikah dengan dokter itu. Aku tidak tahu dengan pasti apa yang membuatnya menikah tiba-tiba. Namun yang jelas setelah 1 minggu kpergianmu. Mika terus saja mencarimu, bahkan setiap hari dia menelphoneku untuk menanyakan apakah ada kabar darimu atau belum. Dia sangat frustasi karena tidak bisa menghubungimu dan tidak lama setelah itu. Dia datang padaku sambil menangis. Dia menyerahkan undangan pernikahannya namun setelah aku menerimanya, dia berlari meninggalkanku tanpa meninggalkan 1 kalimatpun. Aku berusaha untuk meghubunginya mencoba untuk mencari tahu apa alasan yang membuat dia harus menikah secepat itu. Tapi semua itu nihil.”

Hening, itulah suasana yang ada dianatara mereka setelah dongwoon menghentikan cerita singkatnya. Sedangkan hyunseung dia hanya menunjukkan ekspresi datar mendengar penuturan dongwoon.
“Lalu anak itu?” tanya hyunsung lagi.

“seperti yang kau dengar dan tahu. Dia adalah hyun mi anak mika dengan dokter itu”. Sejenak dongwoon terdiam dan menghembuskan napasnya. “Namun aku juga mendengar jika mika melahirkan anak itu sebelum pernikahannya memasuki bulan ke 8”. Banyak berita miring dengan kejanggalan itu tapi pihak rumah sakit dan keluarga mika mengatakan jika mika mengalami kecelakaan, dia terjatuh dan perdarahan sehingga bayinya lahir prematur.

Hyunseung sempat kaget dan menolehkan kepalanya menghadap dongwoon setelah mendengar bahwa ika pernah mengalami kecelakaan. “Lalu apakah kau tidak bertanya kepada hanna?.”

“Untuk apa aku bertanya kepadanya, bahkan kami sudah tidak saling bertemu sejak lulus sma. Kau tahu itu dengan jelas kan”. Dongwoon sepertinya agak emosi dan menaikkan nada bicaranya.

“ya, ya, ya aku tahu itu tapi kau tidak perlu marah dan menaikkan nada bicaramu. Aku sekarang sudah cukup merasakan pusing dikepalaku. Jadi jangan kau tambah lagidengan harus mendengar suaramu.
Dongwoon hanya menyeringai kecil mendengar kemarahan nyunseung.

“Oke aku sekarang harus pergi ke kantor, jika kau ingin keluar pake mobilku. Kuncinya ada di meja kamar. Aku pergi dulu bye”. Setelah itu dongwoon meninggalkan hyunseung sendirian.

“yah, bukannya tadi kau bilang ingin membolos.” Teriak hyunseung.

“aku hanya membolos sampai istirahat makan siang.” Hanya itu yang di ucapkan dongwoon, setelah itu tidak ada suara yang terdengar lagi.

Hyunseung mencoba memikirkan semua yang telah diceritakan oleh dongwoon. Ingin sekali dia menemui mika dan meminta penjelasan darinya, namun disisi lain dia tidak ingin merusah rumah tangga orang lain terlebih lagi tumah tangga orang yang sangat dia cintai. Hyunseung hanya mampu mengacak-acak rambutnya frustasi, dan setelah itu mengusap wajahnya kasar. Dengan segera dia berdiri dan meninggalkan meja makan bergegas ke kamar mandi untuk berendam dan menghilangkan semua penat yang dia rasakan.

oOo

Dan sekarang disinilah dia berada di sudut café rumah sakit tempat dokter itu bekerja. Dia tidak tahu apa yang membuatnya berada disitu namun langkah kakinya menuntunnya hingga tiba di rumah sakit itu. Cukup lama dia menunggu seseorang yang sudah dihubunginya sejak tadi, bahkan kopi yang berada di cup cangkirnyapun nyaris habis. Dia mulai bosan untuk menunggu, namun dia mencoba untuk bertahan.

“Apa kau sudah menunggu lama, maaf aku terlambat.” Sebuah seuara membuyarkan sedikit lamunannya. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Namun tidak untuk seseorang yang menyapanya, dia terlihat enggan untuk menyambut uluran tangan itu.

“Oke, tidak masalah jika kau tidak mau menyambut uluran tanganku. Duduklah .”

“Ada apa kau mencariku.”

Pertanyaan langsung yang tepat pada intinya membuat laki-laki itu tersenyum simpul dan membenarkan letak duduknya dan menatap orang yang berada di hadapannya.


--------------------------------bersambung-------------------------------------------