BigBang Song

Lalala, My girl, BigBang is Vip, This Love (Gdragon), Last farawel, Lies, Haru Haru, My Heaven, With you, Gara gara Go, Beautivul Hangover, Lets me hear your Voice, Make love, Lollipop ft 2Ne1, Lollipop 2, Sunset glows, Hot Issue, Ora Yeah, Stay, Good Person, Tell me goog Bye, Hands Up, Always, Bringing youre love, Forever with you GDTOP ft BOM, Number 1, stylist, We Belong together, Dirty Clas, Tonight, Somebody To love, What is Right, Stupit Liar, Love song, Blue, Bad Boy, Love Dust, Ain't No Fun, Fantastic Baby, Wink's (Daesung), Ego, Feeling. "Taeyang" wedding Dress, Look Only At Me, I Need A Girl, Move ft Teddy, Prayer ft Teddy, Friend ft TOP, Where U at. "Gdragon" HeartBreker, Korean dreams, Shine a Light, She is Gone. "Seungri" What can i do, Strong Baby, VViP. "Daesung " Baby dont Cry, Try To lough. "GDTOP" High High, Oh Yeah, Baby Good Nigh, Jibe Gajima, Dancing on My Own ft Pixie Lott. Monster, Bingle Bingle, Still Alive

Selasa, 14 Agustus 2012

(Fanfiction) Makes Me Loving You Part 2















 Author  : @deebee_vip

Cast : Han Mika, Dong yongbae
Jang hyun seung, Lee Hanna

Support Cast : Han Taeyang. Han Chaeri, Han Jay bum, Kwon Jiyong, Dongwoon

Makes me loving you part 1
 
Pagi ini aku terbangun lebih awal, aku tidak mungkin membiarkan yongbae oppa untuk bangun terlebih dahulu. Aku menatap wajah terlelapnya. Sungguh lekuk wajah yang sangat sempurna. Aku terus tersenyum menatap wajah itu. Mulai saat ini dengan dirinyalah akan kujalani kehidupan yang baru. Lalu bagaimana dengan perasaanku, jujur saya sampai saat inipun aku masih memikirkan hyunseung oppa. Aku tidak bisa begitu saja melupakannya. Tanpa terasa airmata ini menetes kembali, dengan cepat segera aku  menghapusnya. Tidak mungkin aku terlalu lama untuk terpuruk dalam kesedihan ini bukan. Aku bangun dari tempat tidur ini, segera saja aku bergegas kekamar mandi. Aku harus segera memasak untuk sarapan pagi kami.
30 menit aku berada didalam kamar mandi, dan akhirnya aku putuskan untuk keluar. Betapa terkejutnya aku tidak melihat sosok tubuh laki-laki itu. Aku bingung kemana yongbae oppa kapan dia bangun. Aku putuskan untuk keluar kamat.
Aku tidak mendapati sosoknya diruang tengah maupun di ruang tamu, apa mungkin oppa berada di dapur !!!
Oppa apa yang kau lakukan. Kapan kau bangun kenapa aku tidak tahu. Tanya mika bertubi-tubi.
Yongbae hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari mika.
“Aku bangun 10 menit yang lalu, dan aku tidak menemukanmu disisiku lalu aku mendengar suara gemericik air dalam kamar mandi, dan aku tahu pasti kau sedang mandi jadi aku pikir tidak ada salahnya jika aku menyiapkan sarapan untuk kita berdua”
Lebih baik sekarang oppa mandi saja, biar aku yang menyiapkan sarapannya. Aku tidak mungkin membiarkan oppa memasak bukan.
Memangnya kenapa ? aku sudah terbiasa menyiapkan makanan ku sendiri.
Tidak oppa jawab mika tegas. Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa sekarang kau adalah suamiku dan sudah menjadi kewajibanku untuk melayanimu. Lebih baik sekarang oppa cepat mandi saja.
“Baiklah nyonya dong mika”. yongbae menjawab pertanyaan mika dengan senyuman dan dia bergegas kekamarnya.

"Apa makanannya sudah siap, tanya yongbae."
"Sebentar lagi oppa."
“Kau memasak apa, sepertinya sejak tadi aku mencium bau harus dari sini. Apa kau membuat sarapan yang special untuk kita hari ini”.
Yongbae oppa bertanya begitu gembira setibanya di meja makan, aku tahu sebenarnya dia ingin sekali meraskan masakanku. Aku tahu itu dari caranya berbicara dan juga mimik wajahnya yang menunjukkan rasa penasaran.  Pagi ini aku hanya membuatkan sandwich dan secangkir susu hangat, aku harap yongbae oppa akan menyukainya.
“Sudah siap oppa, aku hanya memasak ini untuk sarapan kita pagi ini, maaf aku tidak bisa membuatkan yang lebih”.
Kau membuat sandwich!!! bisa aku cicipi sekarang, tanya yongbae antusias.
“Silahkan oppa. Jawab mika dengan tersenyum”.
Aku mencoba untuk mencicipi makanan yang telah disiapkan oleh mika, rasanya tidak buruk untuk gadis seusianya. Dan yang aku tahu segala kebutuhannya selalu terpenuhi tanpa dia harus menyiapkan semuanya sendiri. Aku tersenyum menatap mika yang sedang menapaku seolah-olah bertanya apakah masakan yang telah dibuatnya enak atau tidak.
“enak, hanya itu jawabanku dengan senyuman”
Sebuah senyuman terlukis dari bibir manisnya setelah mendengar satu kata dari ku. Aku harap dia benar-benar bahagia.
“kalau begitu habiskan, kata mika antusias”
30 menit sudah kami menikmati  sarapan pertama kami. Ada satu hal yang aku katakan padanya. Aku tidak tahu apakah ini tepat atau tidak tapi aku harus mengatakannya segera mungkin karena semua ini demi dirinya juga.
“Mika bagaimana kalau hari ini kita memeriksakan kandungan ke dokter, bukankah lebih cepat akan lebih baik untukmu dan juga untuk bayimu.
Aku terdiam mendengar pertanyaan dari yongbae oppa. Dia mengajakku untuk memeriksakan kandungan ini. Apa yang harus aku lakukan bahkan pernikahanku baru satu hari yang lalu. Apa yang akan dikatakan semua orang jika mereka semua tahu. Dan jika ayah tahu pasti beliau akan sangat marah padaku.
“Apa maksud oppa, kita tidk mungkin memeriksakannya oppa, ini masih 1 bulan. Dan kemarin baru saja kita menikah. Apa semuanya akan baik-baik saja”
Kau tahu dokter kwon jiyong kan, dia adalah temanku dan juga seorang dokter specialis kandungan, aku bisa mengatakan padanya untuk merahasiakan semuanya. Kau bisa tenang sekarang.
“Tidak oppa, tidak untuk sekarang. Biar saja dulu semua seperti ini. Aku tahu kau sangat mengkhawatirkanku, jika jika kita gegabah dalam menjalani semuanya. Tidak akan baik untuk kita semuanya”
Baiklah kalau itu maunmu. Lalu hari ini kemana kita akan pergi. Aku tidak tahu kapan mendapatkan libur lagi selain hari ini. Kau tahukan aku bisa saja setiap saat di hubungi oleh rumah sakit untuk datang kapanpun jika ada keadaan darurat.
“kita bisa kerumah orangtua oppa, kebetulah aku belum begitu mengenal mereka. Bagaimana ??”
Baiklah kalau begitu. Kau siap-siap saja terlebih dahulu. Biar aku yang membeskan semuanya
“Tidak, aku yang akan membereskan semuanya. Lebih baik sekarang oppa saja yang bersiap-siap”
Kau ini selalu saja membantah apa yang aku katakan. Baiklah aku ke kamar dahulu.
Yongbae meninggalkan ruang makan dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Mika POV
Tidak terasa suidah 3 bulan aku menjalani kehidupan rumah tangga dengan yongbae oppa. Dia adalah sesosok  lelaki yang bertanggung jawab dan juga selalu ada saat aku membutuhkannya. Sampai saat ini kandunganku masih baik-baik saja. Dokter kwon menjadi dokterku sekarang setiap bulannya aku harus kontrok untuk memeriksakan bayi yang ada dalam perutku ini.
Hubunganku dengan yongbae oppa semakin hari juga semakin membaik dia tidak pernah memasakkan kehendaknya padaku. Namun ada saat-saat aku sangat membutuhkannya namun dia tidak ada disampingku. Setiap hari waktunya hanya dihabiskan dirumah sakit bahwa tidak jarang tengah malam oppa harus terbangun dan bergegas ke rumah sakit karena ada pasien yang dalam keadaan kritis. Bukan itu saja bahkan setiap hari minggu tak jarang kami menghabiskan waktu berada dirumah sakit, karena oppa harus standby disana.
Tepat 1 bulan yang lalu saat aku memeriksakan kandunganku tanpa diduga ayah mauk keruangan dokter kwon dan itu sangat membuat aku dan juga yongbae oppa terkejut. Dari situlah ayah tahu jika yongbae sudah mengetahui tentang kehamilan ini sejak pertemuan di restoran itu. Ayah bersujud dihadapan yongbae oppa. Beliau menangis dan juga meminta maaf karena telah melibatkan oppa kedalam masalah keluarga kami. Aku tidak bisa lagi membentung air mataku saat itu. Dan yang aku lakukan juga berlutut dihadapan yongbae oppa.
Yang membuat aku semakin menangis terharu adalah. Saat itulah aku mendengar pengakuan cinta dari seorang malaikat bernama Dong yongbae.
“Tolong jangan lakukan ini padaku ayah, anda tidak berhak untuk melakukan ini semua. Aku melakukannya atas kemauanku sendiri juga karena aku mencintai putrimu Han Mika”
Saat itu ayah semakin menangiss tersedu dan memeluk yongbae oppa. Berkali-kali ayah mengucapkan terima kasih dan berulang-ulang kali pula ayah mengucapkan kata maaf. Aku hanya mampu menahan tangisku saat itu. Bahkan dokter kwon yang menyaksikan kejadian itu turut menitikan air matanya dan tak lama setelah dia keluar dari ruangan membiarkan kami untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Sejak saat itu aku putuskan untuk memulai melupakan masa laluku. Bahkan sampai saat inipun aku tidak tahu keberadaan hyunseung dan kabarnyapun aku tidak tahu. Biarlah dia menjadi kenangan terindah dalam hidupku yang akan menjadi memori-memori yang mampu aku jadikan cerita kelak untuk anak-anakku. Dan sejak saat itu pula aku memutuskan untuk menerima cinta dari yongbae oppa.
Aku masih ingat dengan jelas apa yang dia katakan saat kami kembali dari rumah orang tuanya.
“Kau bisa memulai semuanya dari nol, jika hatimu masis menuju kearahnya maka jangan mencoba untuk menuju ke arahku juga. Kau harus menentukan jalan mana yang akan pilih. Tetap bertahan dengan masalalumu atau kau menghadapi masa depanmu sekarang denganku. Aku akan menunggumu hingga kaau benar-benar siap untuk menerima semua perasaanku dan melupakan segalanya tentang hyunseung. Aku tidak mau kau menerimaku tetapi sebagian hatimu masih bersamanya. Karena itu hanya akan membuat aku sakit”
Saat itu hanya kata maaf dan terima kasih yang mampu aku katakan padanya. Aku tidak tahu kenapa ada seorang yang berhati malaikat sepertinya. Aku sungguh berterima kasih kepada tuhan karena telah mengirimkanku seorang sseperti yongbae oppa.

7 bulan kemudian.
Yongbae POV
Hari ini adalah hari sabtu namun pekerjaanku masih belum selesai juga. Jadwal operasiku baru akan selesai jam 7 malam nanti. Sebenarnya aku sudah tidak sabar untuk pulang. Karena mika bilang sudah menyiapkan makan malam yang special untuk kami berdua.
“Maaf dokter dong, apa kau buru-buru untuk pulang aku tahu mika sekarang pasti sedang menunggumu dirumah. Aku bisa mengubah jadwal operasi terakhirmu dengan dokter anathyesi lain jika kau mau”.
Aku tersenyum mendengar penawaran dari suster Lee hanna dia adalah asistenku saat operasi dilakukan ataupun saat-saat ada pasien dalam keadaan kritis, dan juga dia adalah sahabat sejak kecil mika. Dia adalah putri tunggal lee ahjushi sopir kepercayaan dokter han sejak dulu. “Maaf, tidak baik untuk mengganti jadwal seenaknya saja. Aku akan menyelesaikannya. Dan kau tenang saja suster lee mika sudah mengerti dengan keadaan ini, jawabku dengan masih tersenyum”.
“Baiklah dokter dong aku akan menyiapkan operasi yang selanjutnya, masih ada 3 operasi lagi kuharap kau masih tetap bersemangat untuk melakukannya”
Aku hanya bisa tertawa mendengar pengakuan jujur dari suster Lee. “Baiklah aku akan melakukan semuanya dengan benar dan semangat agar aku nanti cepat bertemu dengan mika”.

Saat ini aku duduk di subuah sudut ssofa depan tv menunggu yongbae oppa pulang. Sudah lebih dari satu jam aku menunggu oppa, bukannya tadi dia bilang jam 8 sudah dalam perjalanan menuju rumah lalu kenapa sampai sekarang belum juga sampai dirumah, ini sudah jam 9 malam. Aku mulai khawatir, sms pun tidak dia balas. Telephoin juga tidak diangkatnya.
Tidak lama setelah itu terdengar bel berbunyi. Mungkinkah itu yongbae oppa. Aku ssegera bergegas menuju ke arah pintu. Dan betapa terkejutnya aku setelah membuka pintun dihadapanku sekarang ada 1 karangan bunga mawar merah yang sangat cantik dan oppa tersenyum dengan manisnya menggenggam erat bunga itu.
“Maaf membuatmu menunggu terlalu lama”
Itulah kalimat yang terucap oleh bibir manisnya. Aku tersenyum dan berlari kearah yongbae oppa, aku memeluknya dan berkata “terima kasih sudah pulang dengan selamat”
Apa kau akan memelukku terus disini apa kau tidak malu jika ada tetangga yang akan mengetahui semua ini, dan apa kau tidak suka dengan bunga ini kenap kau membiarkanku menggenggamnya terlalu lama. Cerocos yongbae.
Ehhhhh.........maafkan aku oppa terima kasih bunganya aku sangat menyukainya. Apa oppa lelah, ayo kita masuk aku sudah menyiapkan makan malam untuk kiita. Tapi lebih baik sekarang oppa membersihkan diri dulu baru kita makan malam.
“Kau cerewet sekali nyonya dong mika, apa kau sudah menyiapkan air hangat untukku”
Semua sudah aku siapkan oppa. Maka dari itu lebih baik sekarang oppa mandi dulu. Aku membukakan jas yang dikenakannya, dan tak lupa juga aku membuka dasi yang terlihat melilit dileheernya. “Nah sekarang oppa bisa mandi biar aku siapkan pakaian dulu”
Yongbae oppa hanya tersenyum dan meninggalkanku disudut kamar dan pergi ke arah kamar mandi. Aku sangat senang dan bahagian dengan kehadirannya. Dia benar-benar tidak pernah memaksaku untuk melakukan sesuatu yang tidak aku suka.
------------------------------------dinner skip-----------------------------------------------------------------------------
Saat in ini kami sedang berbaring di tempat tidur memandang langi-langit atap kamar kami. Oppa dengan manjanya memeluk pinggangku dengan erat dan menyandarkan kepalanya di pundakku. Aku rasakan irama nafasnya yang bergerak teratur aku tahu pasti dia sangat lelah dengan semua jadwal operasi yang ada dirumah sakit.
"Oppa apa kau bahagia, tanyaku???. Apa kau tidak lelah dengan semua pekerjaan ini."

"Tentu saja aku lelah. Tapi dengan melihat pasiem dapat segera sembuh dan kembali dengan keluarganya. itu sungguh membuatku bahagia. Ada rasa kepuasan tersendiri dalam hati ini. Kau tahu aku sangat senang jika mereka pasien-pasien bisa mengucapkan terima kasih kepada kami." Jawabku atas pertanyaan mika.
"Kau memang hebat oppa. Pantas saja ayah selalu saja memujimu. Bahkan aku jarang sekali mendengar ayah memuji Bum Oppa seperti beliau memujimu."
"Dan seharusnya, kau bangga mempunyai suami sekeren dan sehebat aku". jawabku, yang mampu membuat kami tertawa bersama. 

Mika POV
Sampai saat ini kehamilanku sudah memasuki usia 8 bulan. Berat badan dan ukuran tubuhkupun menjadi bertambah. Aku pernah mengeluh dengan keadaanku yang sekarang, namun dengan telaten dan sabarnya yongbae oppa memberikan nasehat. Bahwa semua itu memang sudah layak terjadi pada wanita yang sedang hamil.
Saat ini aku sedang berdiri sendiri di balkon kamar kami. Kurasakan hembusan angin semilir yang menerpa wajahku sejak tadi. Kepejamkan mataku sejenak. Sungguh betapa beruntungnya aku. Terkadang aku masih saja teringat dengan hyunseung, bagaimana kabarnya sekarang ini. Dan jika aku ingat tentang dia aku akan sangat menjadi pemurung. Jika boleh jujur sampai sekarang aku masih mengharapkan hyunseung akan kembali. Namun sepertinya harapanku sia-sia saja. Seminggu yang lalu aku bertemu dengan Dongwoon Oppa dia adalah sahabat dekat dari hyunseung. Namun dia juga tidak mengetahui keberadaannya. Dengan perlahan aku mencoba untuk melupakan segala sesuatu tentang hyunseung, yah aku harus mencobanya.
Aku tersentak kaget, sat tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar diperutku/ aku menoleh dan mendapati yongbae oppa memelukku dari belakang. Matanya terpejam dan kepalanya dia sandarkan di bahu kananku. Aku tersenyum dan membelai kedua tangannya yang melingkar erat diperutku.
“Kau sedang memikirkan apa, kenapa lama sekali nerdiri di balkon nanti kau bisa masuk angin:. Tanya yongbae Oppa.
Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari dia. “Tidak ada oppa, aku hanya ingin merasakan angin yang ada disini saja”. Jawabku bohong.
“Benarkah, bagaimana jika kita oergi keluar dan berbelanja keperluan baby?”
Seketika itu juga aku berbalik menghadap yongbae oppa. “Apa oppa tidak ada jadwal, kemarin aku pergi dengan hanna tapi kerena tidak bisa membawa barang yang terlalu banyak sehingga aku hanya membeli sedikit pakaian”. Jawabku.
“Ini hari minggu mika, dan semoga saja tidak ada panggilan darurat dari rumah sakit. Masuklah dan siap-siap. Aku akan menunggumu.”
Aku mengangguk dan sebelum masuk kedalam oppa mencium keningku lembut.

Kau sudah siap ayo kita berangkat sekarang
“Baik, Oppa”
Aku membukakan pintu samping mobil untuk mika. Dia terlihat agak gemukan sekarang dan perutnyapun terlihat besar. Terkadang dia kesusuhan untuk berjalan. Tapi aku memberitahukan dia untuk tidak malas dan manja. Karena semua itu juga demi dirinya. Jika dia bermalas-malasan maka itu akan mempersulit proses persalinan. Sebaliknya dia harus banyak olahraga ringan dan juga senan untuk ibu hamil untuk mempermudah proses persalinan,
Aku mengemudikan mobilku dengan suka cita menuju ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli barang-barang keperluan untuk bayi kami nanti. Sesekali aku menatap Mika dari spion kaca depan. Aku lihat senyum tak pernah lepas dari bibirnya dan sesekali pula dia akan membelai perutnya sendiri.
Baru setengah perjalanan tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Aku begitu terkejut setelah mendapatkan panggilan darurat dari suster
cha. Kenapa disaat-saat seperti ini harus ada pasien kritis. Aku
menatap mika dengan pandangan tak yakin, aku tahu dia masih ingin
menghabiskan hari liburan ini bersamaku. Tapi tugasku sebagai seorang
dokterlah yang jauh lebih penting.

"Mika, maafkan aku ada panggilan darurat dari rumah sakit. Aku tidak
bisa menemanimu belanja. Aku harus putar balik sekarang. Ada pasien
kritis dan dia membutuhkan pertolongan segera".

"Tidak apa oppa, kita masih bisa belanja bersama lain kali bukan. Aku
akan menemani oppa kerumah sakit. Tidak mungkin aku pulang, dirumah
sangat membosankan. Tapi pelan-pelan saja oppa mengemudikan mobilnya,
aku takut. Jawabku dengan bibis sedikit aku tekuk,bagaimana tidak
setelah mendapatkan telpon dari rumah sakit oppa menyetir seperti
orang kesetanan".

Aku hanya tersenyum mendengar jawaban dari mika. Dia selalu saja
seperti tidak pernah protes dengan semua jadwal dadakanku. Mungkin dia
juga sudah terbiasa sebelumnya mengingat bahwa ayah, ibu, serta
kakaknya adalah seorang dokter. Aku mulai menurunku kecepatan mobilku,
karena tidak mungkin aku membiarkan mika ketakutan dengan cara
mengemudiku.

Tidak sampai 15 menit aku sudah sampai di Mother Hospital. Aku turun
di depan pintu ugd, mengingat bahwa pasien itu kritis masih diruang
ugd. Sebelum aku membukakan pintu mobil, sudah ada petugas yang
bersiaga membukakan pintu mobil ini. Mungkin dia mengetahui ada
keadaan darurat di dalam ugd sehingga dengan sopannya dia meminta
kunci mobilku dan akan memakirkannya. Aku tersenyum kepada petugas
itu.

"oya, sebelum kau memakirkan mobil ini. Bisakah aku pinta tolong kau
antarkan istriku ke ruang tunggu, dia sedang hamil sekarang"

"Baik dokter yongbae. Akan saya laksanakan."
Dengan segera aku bergegas berlari menuju keruang ugd. Setelah membuka pintu
terluar dari ruangan ini aku sudah disambut oleh suster cha. Dengan
cekatan dan trampil suster cha membuka jas dan juga dasiku, setelah
itu aku mencuci tanganku. Tidak butuh waktu yang terlalu lama untuk
mencuci tangan, setelah itu suster cha sudah siap dengan pakaian dalam
untuk tindakan ditangannya. Kemudian pakaian itu dia kenakan
ditubuhku.

"apa semua berjalan dengan rencana bagaimana keada'an pasien itu,
tanyaku kepada suster cha"

"pasien sudah ditangani oleh tim dokter, dokter ha dan suster lee yang
memimpin tim tersebut. Semua laporan tentang pasien sudah saya
siapkan. Anda tinggal melakukan pertolongan sekaran"
Setelah aku memakai pakaian dalam untuk tindakan dan mencuci tanganku. Segera aku menuju ke tempat dimana sedang dilakukan pertolongan pada pasien tersebut. Nampak olehku 1 tim yang sedang berusaha untuk menolong pasien itu. Tidak lebih dari 9 orang sedang berusaha untuk melakukan CPR. Di sisi sebelah kanan ada doter ha yang bersiap dengan Defibrilasi disampingnya juga yang bertugas untuk memeriksa irama Ekg dalam monitor. Di sisi sebelah kanan ada 5 orang yang bertugas secara bergantian untuk melakukan pijat jantung. 1 orang lagi berdiri disamping dokter ha yang bertugas mencatat segala kebutuhan obat-obatan saat dilakukan pertolongan. Dan dibagian bawah passien ada 1 orang yang bertugas untuk mengatur posisi shock. Selain itu ada satu lagi seorang yang bertugas untuk mencatat segala pertolongan CPR dari awal sampai akhir.

Aku langsung menuju kearah suster lee. Saat ini dia sedang memberikan bantuan pernapasan dan berdiri di atas passien. Suster cha menghampiriku dan meemberikan sepasang handskuen untuk aku pakai. Dengan cepat aku memberikan kedua tanganku ke arah suster cha dan dengan sigap dia memakaikan handscuen tersebut di tanganku.

Aku langsung mengambil alih posisi suster lee di atas pasien dekat kepala untuk memberikan bantuan pernapasan. Aku melihat ke arah dokter ha dia nampak tegang dan juga panik.

“Berapa kali kalian sudah memberikan adrenalin sampai saat ini, tanyaku kepada suster lee.”

“2 kali dokter, adrenalin yang terakhir kami masukkan 1 menit yang lalu”

“Catat semua apa yang kalian lakukan termasuk cairan dan obat-obatan yang telah diberikan, dan segera siapkan intubasi sekarang. Perintahku kepada suster lee”.

“Sedang disiapkan dokter, jawabnya”.
“Dokter ha periksa elektroda apakah sudah terpasang dengan benar atau belum. Cek irama Ekg dan setelah itu cek nadi karotis, perintahku kepada dokter ha.”
“Semua elektroda terpasang dengan benar dok, irama asistole. Dan nadi karotis tidak teraba”
“Lanjutkan memijat jantung pasien ini, aku akan segera memasangkan intubasi”
Dengan cepat suster lee menyiapkan segala peralatan yang diperlukan untuk pemasangan intubasi. Suster lee berikan Orofaring tube. Aku segera memasangkan alat tersebut ke dalam mulut untuk mencegah lidah yang jatuh kebelakang dan juga untuk membantu membuka jalan napas. Setelah itu aku memasang alat faringoskop, tak lupa aku melepas alat orofaring tersebut. Aku memasukkan alat tersebut melalui mulut pasien. Tak lupa terlebih dahulu menyalakan lampu kecil yang terletak di ujung alat tersebut agar lebih mudah untuk melihat trakea. Dan akhirnya aku temukan trakea tersebut, aku meminta endo trakea kepada suster lee. Alat inilah yang akan membantu pasien untuk bernapas secarta spontan walaupun pasien itu tidak bisa bernapas secara spontan namun dengan adanya alat ini akan membantu.
Cepat sambungkan dengan jackson rees beri aliran oksigen 8 liter 100%. Rapikan dan pantau terus irama pernapasannya. Aku bertanya kepadas dokter ha setelah pemasangan intubasi ini irama apa yang tergambar dalam monitor ekg.
“Fentrikel Vibrilasi dokter”
Lakukan Dc-shock sekarang. Ces dengan kekuatan 360 joule. Perintahku kepada dokter ha.
“sekarang akan dilakukan Dc-shock, aku letakkan defib di sebelah kanan sternum dan sebelah kiri dada bagian afek. Hentikan memberikan bantuan pernapasan sekarang. Bawah bebas, atas bebas, samping, bebas, saya bebas”.
Semua bebas jawab kami serempak
Dan dokter ha langsung melakukan Dc-shock. Pasien nampak seperti terlonjak saat dilakukan shock. Aku terus melihat jalannya CPR ini. Aku melihat setiap orang sudah melaksanakan tugasnya masing-masing.
“Liat irama jantung di monitor dan raba nadi karotisnya apakah sudah teraba atau belum. Perintahku lagi”.
“Irama Ventrikel Takikardi dok, dan nadi sudah teraba”
“Bagus, sekarang masukkan amiodaron 150 ml. Dan cek keadaan pasien terus menerus secara berkala, jika irama jantung sudah normal dan pasien dapat bernafas kembali secara spontan, hentikan pijat jantung. Dan berikan oksigen Mask 100%”. Antar pasien ke ruang icu segera mungkin. Laporkan semua keadaan dan tindakan ini dari awal sampai akhir padaku, aku tunggu di ruang dokter.”
Setelah selesai memberikan pertolongan aku langsung menuju ke ruang dokter tak lupa aku melepas handscoen yang aku pakai dan meembuangnya ke tempah sampah medis. Setelah itu aku mencuci tanganku.
Aku duduk di kursi ruang dokter sekarang rasanya, seluruh tubuhku lemas. Padahal hal tadi belum seberapa. Namun bisa menguras tenagaku. Aku melihat suster lee masuk kedalam ruangan ini.
“Apa yang sebenarnya terjadi pada pasien tersebut suster lee. Kenapa sampai pada kondisi seperti ini”. Tanyaku.
“Pasien datang dalam keadaan tidak sadar dokter. Setelah dilakukan anamnese tiba-tiba pasien tidak bernapas namun jantung masih berdetak. Karena itulah suster cha langsung menghubungi dokter tadi. Karena hanya Dokter yang bersiap siaga jika ada panggilan darurat pada hari minggu.”
“Apa kau membawa laporan pasien tersebut sekarang aku akan melihatnya. Jangan lupa untuk pemeriksaan penunjangnya:.
“Sudah saya siapkan Dokter, anda bisa melihatnya”.
Suster Lee memberikan laporan tersebut padaku.

Mika POV
Setelah turun dari mobil yongbae oppa langsung berlari menuju ruang UGD, aku tahu ini adalah keadaan gawat untuk pasien terseebut. Aku menoleh ke arah samping ada satu petugas yang teersenyum padaku dan membukakan pintu mobil.
“Silahkan nyonya Dong, saya akan mengantarkan anda ke ruang tunggu”.
“Terima kasih paman, tapi anda tidak perlu repot-reepot. Saya bisa melakukannya sendiri”
“Tidak nyonya ini sudah menjadi perintah dokter yongbae jadi saya harus melaksanakannya.”
Aku hanya tersenyum mendengar penuturan jujur petugas ini. Aku berjalan meninggalkan mobil ini terlebih dahulu di ikuti petugas itu. Dan lihat dia langsung mengambil alih tas yang sedang aku bawa. Betapa sigap dan bertanggung jawabnya dia. Sebenarnya aku ragu untuk memberikannya tapi dia tersenyum dan dan mengatakan bahwa semua akan baik-naik saja. Sehingga aku menyerahkan tas yang sedang aku bawa.
Setelah sampai di ruang tunggu. Aku mengambil tempat duduk paling depan. Petugas itu memberikan tasku dan meninggalkanku untuk memarkirkan mobil yongbae oppa. Setiap dokter, petugas atau suster yang lewat pasti mereka akan menyapaku dan membungkukkan badannya. Sebenarnya aku meresa tidak enak untuk hal yang mereka lakukan namun apa boleh buat mereka semua tahu bahwa aku adalah putri kedua dari direktur rumah sakit ini dan juga sekarang aku berstatus istri dari dokter dong yongbae.

Cukup lama aku menunggu disini hampir 3o menit apa mereka sudah selesai. Aku ingin sekali melihat kedalam ruangan itu. Tapi di atas pintu massuk ada lampu merah yang menyala yang menandakan bahwa tidak ada yang boleh masuk. Sekarang sudah jam 1 siang. Bukankah ssudah waktunya untuk makan siang. Lebih baik aku keluar mencari makanan untuk oppa pasti dia lelah.
Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit ini untuk mencari rumah makan disekitar rumah sakit. Cukup lama aku berjalan untuk mencari rumah makan, dan akhirnya aku menemukannya. Tapi sayang rumah makan itu berada di simpang jalan sehingga aku harus menyebrang untuk ke tempat itu.
Karena aku terlalu semangat karena telah menemukan tempat itu aku tidak menyadari langkahku semakit cepat dan dan ku sadari pula aku melangkah terlalu lebar dan melebihi troroar sehingga aku terjatuh.
Apa yang sedang terjadi kenapa aku bisa terjatuh. Kenapa perutku terasa sakit, terang saja aku terjatuh dengan posisi terngkurap dengan perut di bawah. Benar-benar sakit yang tidak aku bisa jabarkan. Aku meringis menahan sakit yang ada di perutku. Aku mencoba untuk beerdiri tapi seketika itu juga pandanganku mulai kabur. Dengan susag payah aku mencoba untuk berdiri, baru saja aku ingin melangkahkan kakiku aku melihat darah mengalir diantara selangkangan kakiku. Tidak, tidak mungkin. Ini tidak boleh terjadi. Oppa tolong aku. Ayah, ibu tolong aku. Rasanya aku siudah tidak bisa menahan semuanya. Rasa sakit yang ada bercampur dengan ketakutanku akan keadaan kandunganku. Aku mencoba untuk terus berjalan kembali menuju rumah sakit. Aku mohon bertahanlah sayang. Aku bicara sendiri dengan anak yang ada dalamm kandunganku. Ku pegang perutku karena aku sudah tidak bisa menahan kesakitan ini.
Tuhan tolong selamatkan aku dan juga anak ini, aku mohon padamu tuhan kuatkan aku untuk segera sampai dirumah sakit. Aku sudah tidak kuat untuk beerjalan namun aku harus tetap kuat. Seapapun yang melihatku tolong bantu aku....
Berapa lama aku berjalan kenapa rasa sakit ini semakin kuat aku rasakan. Sebentar lagi, ku mohon sebentar lagi bangunan rumah sakit itu sudah terlihata olehku. Aku terus berjalan, namun kakiku sudah tidak bisa untuk berjalan terlalu jauh lagi. Aku tidak kuat dan pandanganku semakin kabur. Aku tidak tahu apa yang terjadi seterusnya yang aku ingat ada satu orang yang berlari menghampiriku, setelah itu ku rasakan semuanya gelap.

Nampak seorang petugas dari rumah sakit itu yang sedang berjaga di depan lobi. Dia melihat seorang wanita yang berjalan terseok-seok menuju rumah sakit. Dan baru dia sadari bahwa wanita itu adalah nyunya Dong mika sekitaa itu juga petugas berteriak untuk suster yang berjaga di luar UGD untuk meengambil Brangkat. Dengan segera dia berlari ke arah mika untuk menolongnya. Dan setelah tiba ti tempat mika terbaring tidak berdaya. Petugas itu barun menyadari bahwa mika pingsan dengan banyak darah yang keluar dari sela-sela kakinya.
Dengan cekatat petugas itu mengangkat mika dan berlari menuju UGD di depan UGD sudah bersiap petugas yang akan menolong mika. Tanpa menunggu banyak waktu mika langsung dibawa ke ruang gawat darurat.
“Apa yang sedang terjadi pasien dengan kassus apa sekarang kenapa semua terlihat panik, tanya suster cha dari ruang UGD”
“Maafkan kami suster Cha sepertinya Nyonya Mika dalam keadaan gawat saya menemukannya dalam keadaan pingsan dan juga banyak darah yang keluar dari selangkangannya, jawab petugas itu..”
“Apa ???? Nyonya mika cepat kau bawa masuk dalam kamar operasi UGD, dan cepat hubungi dokter Kwon Jiyong minta dia untuk segera datang ke rumah sakit katakan, bahwa Mika dalam keadaan gawat saat ini.”
Suster Cha langsung berlari menuju ruang dokter. Dalam pikirannya dia harus secepatnya untuk memberitahukan keadaan mika kepada dokter yongbae.
“Maaf sayamengganggu dokter tapi ada hal yang penting yang harus saya katakan.”
“baiklah, katakan”
“Sekarang Nyonya mika sedang berada di Ruang operasi UGD, dia mengalami perdarahan”
“Apa yang baru saja kau katakan, mika perdarahan bagaimana mungkin. Kenapa kau baru memberitahukanku sekarang!!!”
Yongbae langsung berlari ke ruang itu untuk memastikan keadaan mika. Dan betapa terkejutnya dia mendapatiu mika terbaring tak berdaya dengan darah yang sudah mengalir terlalu banyak dari sela-sela kakinya.
“Bagaimana keadaannya, suster Lee”
“sepertinya mika harus segera di operasi, karena perdarahannya terlalu banyak aku takut akan terjadi sesuatu dengan bayi yang dikandungnya.”
“Baiklah siapkan semuanya, apa kau sudah menghubungi dokter Kwon?”
“Dokter Kwon dan dokter Oh sedang dalam perjalani kesini”.
“Kenapa harus dokter Oh, aku bisa mendampingi Dokter Kwon untuk melakukan operasi ini”
“Aku tidak bisa membiarkan kau mendampingi dokter Kwon untuk melakukan Operasi Mika bagaimanapun juga kau adalah suaminya, aku tidak yakin kau bisa melakukannya dengan benar. Aku tahu kemampuanmu tapi akan lebih baik jika Dokter Anasthesi yang mendampingi dokter Kwon adalah Dokter Kwon. Dan untuk sekarang lebih baik anda berada diluar dok biar kami lebih leluasa menyiapkan untuk proses operasi ini.”
“Apa kau sekarang berusaha untuk memerintahkanku, Suster Lee. Teriak yongbae emosi.”
“Dalam protap rumah sakit, saya berhak untuk meengusir anda keluar karena anda bukanlah doketr yang menangani mika. Dan dokter Kwon setuju bila Dokter Oh yang akan mendampinginya. Jadi silahkan anda tunggu di luart sekarang.”
“Kau benar-benar. Apa kau lupa dia adalah istriku. Apa kau tega membiarkan aku melihat dia menderita seperti itu. Kau sahabatnya sejak kecil Suster lee”
“Saya hanya melaksanakan tugas sesuai dengan Protab Rumah sakit. Dan saya tahu dan ingat betul bahwa anda suami dari mika, namun dalam posisi ini anda harus menunggu mika di luar. Percayakan semua kepada kami. Kami yang akan menolong mika.
Dengan perasaan penuh emosi dan juga kekhawatiran akhirnya yongbae meeninggalkan ruangan tersebut dan memilih untuk menunggu di luar.


Aku berusaha untuk tenang. Segera aku menghubungi ayah dan ibu untuk memberi tahu keadaan mika sekarang ini. Mereka sangat panik setelah mengetahui keadaan mika. Dan aku juga tak lupa untuk memberitahukan ibuku. Yah bagaimanapun juga beliau harus tahu.
Aku hanya mampu duduk terdiam ddikursi menunggu mika yang ada didalam. Dari kejauhan aku melihat Kwon jiyong dan Dokter Oh yang berlari menuju Ruangan itu. Mereka berhenti sebentar dan meneloh kepadaku. Aku tidak bisa menyembunyikan wajah khawaatirku. Kwon jiyong mengangguk padaku dan tersenyum kemudian dia langsung masuk kedalam. Sedangkan dokter Oh menghampiriku dan dengan tenang berkata “aku akan menolongnya dengan kemampuanku juga tim yang akan mengoperasi dia, kau tenanglah dan berdoa semoga semua lancar.” Dia tersenyum dan berbalik untuk segera menuju ruang operasi.
Aku mempercayakan semuanya nyawa  mika dan juga nyawa bayi yang di kandungnya kepada mereka. Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan., semua dia melindungi mereka semua.
Tak lama setelah itu ayah dan ibu datang. Ibu sudah menangis mendengar keadaan Mika. Beliau tidak percaya kenapa semua bisa terjadi. Dan aku hanya menunduk bersalah karena tidak bisa melindungi mika bahkan aku sendiri tidak tahu bagaimana kejadian itu bermula. Sedangkan ayah hanya diam memeluk ibu dan menenangkannya.
Hampir 30 menit kami menunggu proses operasi  itu. Dan tak lema setelah itu aku melihat suster lee keluar.
“Aku akan menyampaikan keadaan mika dan juga bayinya, bayi mika lahir dengan selamat namun karena usia kehamilannya belum cukup dan dia terlahir dengan asfiksia sedang sehingga bayi itu harus di incubator. Selamat Dokter anak anda perempuan. Tapib sampai saat ini dokter Kwon danm Dokter Oh sedang berusaha untuk meenyelamatkan Mika, karena terlalu banyak perdarahan yang dia alami keadaannya sangat lemah. Hanya itu yang bisa saya katakan. Saya harus segera kembali ke dalam sekarang”.
“Terimaa kasih suster Lee, tolong upayakan yang terbaik untuk anak kami.”
“Baik dokter han”
Setelah itu suster lee masuk kembali ke dalam ruang operai. Dan ibu tak henti-hentinya menangis mendengar keadaan bayi itu dan juga Mika. Kenapa semua ini harus terjadi tidak cukupkah penderitaan yang di alami mika selama ini. Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam dan menunduk lesu. Ayah menghampiriku dan menepuk punggung kananku, beliau berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Sudah 1 jam lebih kami menunggu namun belum juga ada tanda-tanda apakah operasi tersebut berhasil atau tidak.
Aku semakin cemas menunggu, aku sudah hampir masuk kedalam ruangan itu namun ayah mampu menahanku. Dan kembali aku hany bisa pasrah.
Dan tak lama setelah itu Kwon jiyong keluar.
“Maafkan kami karena terlalu lama. Operasi berhasil, namun kami belum bisa memastikan keadaan mika. Untuk saat ini dia masih kritis dan akan segera kami pindahkan ke RR. Untuk sampai saat ini keadaannya masih stabil. Dan untuk bayi mika kami sudah memindahkannya ke ruang PICU.”
Ayah nampak berjalan ke arah Dokter Kwon dan memeluknya serta berulang-ulanng kali mengucapkan terima kassih. Sedangkan ibu dia menatapkan dan menghampiriku, beliau memelukku dan mengucapkan selamat. Aku tak mampu laagi membendung air mata yang sudah sejak tadi aku tahan.
Sudah lewat dari 3 hari setelah operasi itu tapi mika belum juga sadar. Aku sudah tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan. Setiap malam aku selalu pergi ke gereja untuk minta kepada tuhan demi kesembuhan mika. Sedangkan keadaan bayi kami relatif stabil walaupun sekarang dia tetap harus berada di inkubator.
Sekarang mika dirawat di ICU tidak lagi di RR. Aku menatap wajahnya yang semakin hari semakin pucat. Bibirnya kering tubuhnya juga terasa dingin. Aku menatap iba tubuh mika, di sekujur tubuhnya terdapat alat-alat bantu untuk kesembuhannya. Elektroda maih terpasang ditubuhnya. Selang infus, masker oksigen, selang kateter, NGT. Aku tidak kuat jika harus membiarkannya seperti ini lebih lama lagi. Perlahan ku genggam tangannya yang masih saja terasa dingin.
Aku duduk dikursi sebelah tempat tidur dimana mika berbaring sekarang. Ku pejamkan mataku. Aku mohon Mika bangunlah apa kau tidak inginn melihat bayi kita. Dia sangat cantik sepertimu. Dia menunggumu. Kau haruss kuat dan juga segera bangun. Karena itu juga akan menjadi ssumber kekuatan bayi kita.

Kenapa semua tubuhku terasa lemah sekali. Dan juga aku merasa pegal-pegal di sekujur tubuhku. Dengan perlahan aku membuka mataku. Dimana ini kenapa tubuhku terpasang alat-alat medis mungkinkah aku berada di rumah sakit sekarang. Dan kenapa sebelah tanganku terasa berat. Setelah aku berusaha untuk melihatnya ternyata yongbae oppa sedang menggenggam tanganku dan dia tertidur dengan posisi duduk seperti itu. Apa tidak capek?
“Oppa...panggilku lirih”
“Oppa...bangunlah.” aku berusaha membangunkan yongbae Oppa dan menggoyang-goyangkan tanganku.”
Aku terkejut mendengar bisikan yang memanggilku oppa, serta tanganku yang bergerak-gerak. Aku bangun dan betapa bahagianya. Aku mendapati mika sudah membuka matanya dan tersenyum ke arahku.
“Kau sudah sadar, kapan kau sadar. Apa masih terasa sakit. Dimana kau merasakan sakit”
“Aku baik-baik saja oppa, aku baru saja membuka mata dan mendapati oppa tidur disebelahku”. Jawabku dengan suara lemah.
“Bagaimana kamu bisa baik-baik saja kau dalam keadaan koma selama lebih dari 3 hari mika. Dan kau tahu kau membuat kami semua merasa khawatir. Kami takut kehilanganmu.”
“Tapi yang penting sekarang aku sudah sadar kan Oppa” jawabku lagi dengan sedikit senyuman.
“Terima kasih kau sudah sadar mika”. Aku tersenyum kearahnya dan juga mencium kening Mika.
Setelah beberapa hari keadaan mika semakin membaik dan Dokter Kwon mengijinkan mika untuk meninggalkan rumah sakit. Tapi tidak untuk bayi kami.
“oppa aku ingin melihat bayi kita.”
“Apa kau siap untuk melihatnya”. Jawabku.
“iya oppa aku sudah tidak sabar untuk melihatnya selama lebih dari 4 hari kau tetap saja tak membiarkanku menemuinya. Dia anakku oppa”. Jawabku dengan cenberut.
“Baiklah, nyonya mika mari saya antarkan”.
Mika POV
Aku begitu terkejut mendapati tubuh anakku di dalam inkubator. Memang yongbae oppa mengatakan bahwa bayi kami harus di inkubator. Namun aku tidak pernah membayangkan bahwa keadaannya seperti ini. Rasanya aku ingin menangis melihat anakku bagaimana dia bisa seperti ini. Disekujur tubuhnya penuh alat-alat medis sama persis saat aku dalam keadaan koma. Aku sudah tidak bisa menahan tangisku lagi. Yongbae oppa menggenggam tanganku erat dan berkata “kau harus kuat, maka dia juga akan kuat” aku tidak mampu lagi mengucapkan kata-kata. Begitu menderitanya anak ini bahkan ketika pertama kali dia dilahirkan harus menderita.
“Jika kau tidak kuat melihatnya, kita bisa keluar dari sini.”
‘Tidak oppa. Aku ingin disini. Sudah lama aku tidak menemaninya. Bahkan aku tidak tahu keadaannya akan seperti ini.”
“Baiklah”. Jawabku dengan tersenyum
“Oppa apa kau sudah memberikannya nama”.
“Belum, aku menunggumu sadar dan melihatnya. Aku mau kita berdua yang memberikannya nama”.
“Hemmm............bagaimana jika Dong Hyun Mi”.
Yongbae oppa terdiam cukup lama. Apa aku mengatakan sesuatu yang salah kenapa ekspresi wajahnya berubah dan oppa tetap diam. Astaga aku tidak sadar bahwa hyun mi, hyun bisa berasal dari nama hyunseung. Kenapa disaat-saat seperti ini aku bisa melakukan kesalahan. Sejak melihat wajah anak ini pertama kali. Wajah hyunseunglah yang terlintas dalan otakku. Matanya, hidung, dan juga bibirnya sangat mirip dengan hyunseung oppa. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku sangat takut.
“Baiklah. Dong hyun mi tidak buruk untuk dia. Dia sangat cantik, pantas jika mendapatkan nama yang cantik pula”. Jawabku dengan senyuman. Tapi aku melihat dia sangat terkejut mendengar jawabanku tadi. Yah aku sempat berfikir bahwa naama hyun mi ada sangkut pautnya dengan hyunseung. Tapi aku mencoba untuk menepis pikiran itu. Dan mensetujui nama dari Mika.
1 bulan sudah hyunmi dirawat dirumah sakit dan hari ini dai sudah boleh pulang. Aku sangat senang akhirnya kami bertiga bisa berkumpul juga. Aku tertawa melihat tingkaah yongbae oppa, dia sangat bersemangat menyiapkan segalanya untuk menyambut kepulangan hyun mi. Ayah dan ibu juga dan tentu juga ibu dong. Aku harap semua ini adalah awal dari semua kebahagiaan kami.

1 tahun kemudian
“Oppa cepatlah kita sudah hampir terlambat. Apa kau tidak tahu hyun mi semakin hari semakin bertambah berat badannya. Aku capek jika harus menggendongnya terus”.
“Sebentar mika, aku harus mencari bingkisan yang akan kita berikan kepada ayah nanti”.
Yah itulah Dong yongbae dia sangat pelupa juga sangat teledor walau dia sangat hebat sebagai seorang dokter tapi dia juga mempunyai banyak kekurangan. Hari ini adalah ulang tahun ayah. Dan kita semua akan merayakannya di rumah ayah. Bum oppa juga datang dari jepang. Ini adalah untuk kesekian kalinya kami berkumpul satu keluarga setelah acara ulang tahun hyun mi bulan lau. Dan sekarang usia hyun mi 13 bulan. Aku sangat senang dengan kebahagiaan ini.
“Ayo kita berangkat”
“kau terlalu lama oppa, ayah bisa marah jika kita terlambat datang kau tahu itukan”.
“Maafkan aku. Tadi aku lupa menaruh bingkisan untuk ayah”.
“Kau selalu saja seperti itu oppa.”. jawabku ngambek dan langsung menuju mobil.
“Silahkan tuan putri”. Tanpa terasa aku tersenyum saat yongbae oppa mengatakan kalimat itu dan membukakan pintu mobil untukku.
Incheon Airport
Di tengah hiruk pikuk kesibukan masing-masing orang yang berada di airport itu. Nampak seorang laki-laki yang berjalan dengan angkuhnya. Dia nampak mengenakan kemeja merah kotak-kotak yang di buka kancing depannya dan didalamnya dia mengenakan t-sirt vneck nya warna putih. Dia terlalu asik mendengarkan earphonenya sehingga dia tidak memperhatikan bahwa semua pasang mata memperhatikannya. Dengan cepat dia menarik 1 kopernya dan masuk kesebuah taksi yang berhenti di depannya.
Sebelum masuk dia tersenyum dan membuka kaca mata hitamnya serta melepas topi hitam yang dia kenakan.
“Mika, aku datang untukmu”
Dengan tersenyum Pria itu masuk kedalam taksi dan menutup pintu taksi tersebut.
“Tolong antarkan aku ke alamat ini”
Pria tersebut menyerahkan sebuah kertas kecil kepada sopir taksi yang berisikan sebuah alamat rumah.
--------------------------------------------------------Bersambung--------------------------------------------------------------