Author : @deebee_vip
Cast : Han Mika, Dong yongbae
Jang hyun seung, Lee Hanna
Support Cast : Han Taeyang. Han Chaeri, Han Jay bum, Kwon Jiyong, Dongwoon
Makes me loving you part 1
Makes me loving you part 2
Senyum tak pernah lepas dari wajah laki-laki itu. Dia tetap memandang lurus ke arah depan, sesekali memandang ke samping melihat jalanan yang taksi itu lewati. "sudah 2 tahun lebih aku meninggalkan korea,tapi sepertinya tidak ada yang banyak berubah. Aku harap perasaanmu padaku masih sama". Dia berguman dalam hati dan sekali lagi tersenyum.
"hallo, dongwoon apa kau dirumah".
"yah, siapa ini?"
"aish kau melupakanku.ah jinja!"
"hah, apa kau hyunseung!"
"memangnya sapa lagi"
"aku dikantor ada apa kau menelponku?".
"aku di korea sekarang, dan aku butug tumpangan untuk tinggal!"
"Apa kau gila,setelah 2 tahun lebih menghilang dan sekarang sudah berada di korea. Apa kau tahu banyak orang yang mencarimu. Aku sampai tidak tahu lagi harus mencari keberadaanmu dimana!".
"Hahahaha ceritanya panjang, nanti saja semua pasti akan aku ceritakan padamu. Kode apartmentmu belum kau gantikan".
"Ya, ya, apa kau ingin merampok dirumahku. Cieh, dasah anak ini. Hanya 3 nomor belakang yang ganti menjadi 712. Dan ingat kau hutang bnyak pertanyaan dariku".
"Oke, sekarang aku di dalam taksi. Aku butuh istirahat, sampai ketemu nanti".
Tanpa menunggu jawaban dari dongwoon hyunseung menutup saluran telphone tersebut.
Setelah tiba di kawasan apartment yang di maksud hyunseung, taksi itu menepi. Tampak pelayan membukakan pintu untuknya. Sebelum keluar dia memberikan beberapa lembar uang. "oh iya pak, maaf saya hanya akan membersihkan diri dan menhanti baju, jika anda bersedia bisa menunggu saya akan memakai taksi ini lagi?". Hyunseung bertanya kepada sopir taksi tersebut sebelum keluar. "baik saya akan menunhu". Jawab sopir taksi itu dan tersenyum ke arah nya. Setelah keluar dari dalam taksi. Koper2 hyunseung sudah berada di hadapannya. "cepat juga ini pelayan". Ucapnya dalam hati. "lantai 3 no 63". Kata hyunseung ke arah pelayan tersebut dan berjalan mendahuluinya tak lupa dia menggunakan kembali kacamata hitamnya.
Setelah selesai membersihkan diri, hyunseung membongkar kopernya ia nampak mencari dan memilih baju yang sekiranya pantas untuk dia pakai. Hyunseung memakai kemeja itu, kemeja berwarna biru muda, celana hitam, juga jas berwarna hitam pula. Dia tidak memasukkan kemejanya ke dalam celana, kancing atas kemejapun dia biarkan terbuka 2, tanpa menggunakan dasi. Setelah selesai dia tersenyum dan merapikan rambutnya. Perlahan namun pasti lelaki meninggalkan apartment dongwoon, ia melangkah ke arah lift dengan tangan di masukkan kedalam saku semua. Sesekali dia melirik arloji yang berada di lengan kananannya. Tidak butuh waktu lama untuk dia tiba di lobby. Sesampainya di luar gedung itu, mata hyunseung mencari-cari taksi tadi. Mata hyunseung langsung menangkap keberadaan taksi tersebut dan dengan cepat dia berjalan ke arah itu.
"Tolong antarkan aku ke alamat tersebut". Ucapnya dengan menyerahkan selembar kerta kepada sopir taksi setelah sampai di dalam taksi.
oOo
Disebuah taman belakang kediaman orang tua mika berkumpul. Tampak juga lee hanna yang merupakan anak dari sopir keluarga han, lee in guk. Kali ini jay bum juga hadir untuk merayakan anivesary pasangan tuan dan nyonya han. Sedangkan si kecil hyun mi, asyik berceloteh dan bernyanyi ala anak se usia 1 tahun di pangkuan ibu mika. Sedangkan yongbae dan mika hanya bisa tertawa bahagia melihat keluarganya bisa berkumpul bersama dan bercengkrama di sebuah meja taman itu sambil menikmati makan siang. Meskipun tanpa keluarga dari yongbae yang hadir, namun semua itu tidak mengurangi kebahagiaan di wajah mereka semua.
"Mika bukankah sebaiknya kau meminta bibi seo untuk membantumu mengasuh hyun mi, kau lihat dia begitu aktif sekarang apalagi sudah bisa mulai berjalan itu akan sangan merepotkanmu". Nyonya han membuka pembicaraan ditengah derai tawa keluarga tersebut.
"Tidak ibu, aku masih bisa menjaganya dengan baik. Dan lagi pula aku tidak ingin melewatkan setiap perkembangannya. Walaupun itu memang akan menguras tenaga dan waktu tapi aku senang dan bahagia dengan semua itu". Mika tersenyum menjawab pertanyaan dari ibunya. Yongbae ikut tersenyum menatap mika lalu dia menggenggan tangan kiri mika. "ibu biarkan dia melakukan apa yang dia sukai, kami yakin masih sanggup untuk menjaga hyun mi". Yongbae menimpali kata-kata nyonya han dengan sopan dan tegas.
"Aish kalian ini memang sangat kompak kalau sudah urusan melawan kata-kataku, benar tidak hyunmi, dengar ya jika kau sudah besar nanti tidak boleh seperti mommy dan daddy mu itu, kau harus menurut apa yang nenek katakan. Mengerti". Seketika tawa meledak di tengah-tengah perbincangan itu. Hyun mi yang belum mengerti tentang apa yang orang-orang dewasa itu katakan hanya bisa tertawa dan sesekali berteriak mengucapkan kata "mommy"
Dari kejauhan nampak seorang pelayan yang berjalan mendekati ke arah mereka.
"Maaf tuan saya mengganggu". Pelayan itu memberikan hormatnya dan membungkukukan setengah badannya. "iya ada apa". Kata han taeyang.
"Sekarang di luar ada tamu yang ingin bertemu dengan nyonya muda". Seketika semua terdiam mendengar perkataan pelayan itu.
"Aku? Siapa". Ucap mika kemudian.
"Orang tersebut tidak mengatakan apapun. Yang dia katakan hanyalah nyonya muda mengenalnya dan dia adalah teman lama anda".
"Memangnya siapa kenapa aneh sekali". Mika berdiri hendak menemui orang tersebut. Mika berjalan beberapa langkah dari kursinya namun mendadak berhenti mendengar teriakan hanna.
"Mika tunggu. Biar aku saja yang menemuinya". Teriak hanna.
"Eh kenapa??".
"Sudahlah kau duduk saja, lanjutkan perbincangan kalian. Lagi pula jika dia temanmu bukankah dia temanku juga. Lagi pula kalian jarang sekali berkumpul. Jadi manfaatkan kesempatan kali ini". Hanna tersenyum dan meninggalkan tempat duduknya dan berjalan ke dalam bersama pelayan tadi. "aku permisi dulu". Ucapnya kemudian sebelum benar-benar meninggalkan tempat tersebut.
"Dimana sekarang dia berada". Hanna bertanya kepada pelayan itu.
"Diruang tamu, saya akan menyiapkan minuman dan juga makanan ringan sebentar".
"Baik jangan lama-lama pelayan goo".
Satu langkah dua langkah, hanna berjalan pelan memasuki ruang tamu kediaman keluarga han. "selamat siang". Sapa nya setelah tiba ruang tamu tersebut.
Pria itu hanya tersenyum mendengar sapaan hanna. Lantar dia beranjar berdiri dari duduknya. Di ulurkannya tangan sebelah kanan untuk berjabat tangan. "selamat siang lee hanna, bagaimana kabarmu". Pria itu tetap mengangkat tangan sebelah kanannya, namun hanna tidak juga menyambut uluran tangannya.
Hanna masih diam terpaku di tempatnya. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Yang jelas untuk saat ini semuanya seakan-akan adalah permainan yang hampir mendekati dengan kata game over.
Risih dengan reaksi yang di tunjukkan oleh hanna, hyunseung menarik kembali tangan kanannya. "ciih, kau seperti baru pertama kali saja bertemu denganku". Hardik hyunseung.
"Benarkah kau hyun seung. Jang hyun seung". Ucap hanna kemudian dan mengulangi nama yang dia katakan.
"Kau pikir siapa lagi. Memangnya berapa orang lagi yang mempunyai nama jang hyunseung dengan wajah setampan aku ini".
"Bagaimana kau bisa ada di sini". Tanya hanna lagi, namun dia belum juga beranjak dari tempat duduknya.
"Yah apa begini caramu menerima tamu. Bahkan sejak tadi kau hanya berdiri di situ tanpa mempersilahkanku duduk". Setelah mengucapkan kata itu hyunseung kembali duduk di sofa berwarna merah tua yang terletak di tengah-tengah ruang tamu itu.
Sadar jika hanna masih belum beranjak dari tempat dia berdiri, akhirnya hanna duduk di sisi lain sofa itu tapi tetap menghadap ke arah hyunseung.
"Apa yang kau lakukan. Apa yang sebenarnya terjadi. Kemana saja kau selama ini pergi, kenapa tidak ada kabar sama sekali. Kau seperti hilang di telan bumi". Hanna membrondong pertanyaan untuk hyunseung.
Berbeda dengan hanna yang menunjukkan ekspresi tegang. Hyunseung tampak sangat tenang. "dimana mika bukankah pelayan tadi memberitahukanku jika mika ada". Tanya hyunseung tanpa memperdulikan pertanyaan dari hanna.
"Gila, ini semua benar-benar akan membuat semuanya kacau". Gerutu hanna dalam hati. "kau benar-benar gila jang hyun seung". Hanna berucap dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku". Tunjuk hyunseung pada dirinya sendiri. "apa maksudmu dengan aku gila". Tanya hyunseung balik.
"Sebaiknya sekarang kau pergi dari sini. Apa kau tahu jika kehadiranmu hanya akan membuat suasana dan keadaan semakin kacau. Tak tahu kah kau jika kepergianmu yang tiba-tiba itu sudah menimbulkan banyak sekali masalah". Pinta hanna kepada hyunseung.
Hyunseung menyipitkan matanya, tidak mengerti dengan apa yang barusan wanita itu ucapkan. "apa maksudmu sebenarnya hanna".
Hanna masih terdiam, dia bimbang dengan apa yang harus dia lakukan. Mengusir lelaki yang tengah duduk di hadapannya saat ini. Atau memberitahukan kepana hanna langsung. Tapi semua itu akan sangat beresiko. Di tengah kekalapannya nama jay bum terlintar dalam benaknya. "atau mungkin aku memberitahu bum oppa saja". Ucapnya dalam hati. Setelah mempertimbangkan semuanya akhirnya wanita itu membuka layar handphone yang sejak tadi berada di genggamannya.
"Oppa bisakah kau keruang tamu sebentar. Ada sedikit masalah. Tapi tolong jangan katakan apapun kepada yang lainnya".
Seperti itulah kata-kata yang dia kirimkan untuk jaybum.
Hyun my sedang bercelotek ria dalam gendongan jay bum. Mereka berjalan-jalan mengitari taman menyaksikan ikan-ikan yang terletak dalam kolam di taman itu. Tiba-tiba sakunya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Dengan tangan kanannya yang mengganggur di rogohnya saku tersebut dan mengambil barang flat tersebut. Dahinya nampak mengernyit membaca pesan singkat yang telah di kirimkan oleh hanna. Tampa membuang waktu lebih lama lagi jay bum meninggalkan kolam itu berjalan mendekati tempat keluarga han berkumpul. Di berikannya hyun mi ke pangkuan mika. "aku akan masuk sebentar". Ucapnya kemudian dan meninggalkan tempat itu tanpa berkata apapun lagi. Entah apa yang dia rasakan namun jay bum seperti merasa ada yang mengganjil di hatinya semenjak menerima pesan dari hanna tadi. Cepat-cepat dia menepis segala macam pikiran yang berkelebat di otaknya. Dia terus menarik nafas panjang untuk menetralkan adrenalinnya.
Langkahnya sebentar lagi mendekati ruang tamu, dan entah datangnya dari mana hati jay bum semakin berdebar-debar. Mata laki-laki itu seketika melotot melihat pemandangan di hadapannya. Sekarang hyun seung tengah duduk tepat beberapa meter dari jay bum berdiri. Dia mengepalkan kedua genggaman tangannya, nampak sekali jika jay bum memendang segala amarah yang siap meledak begitu saja. Mati-matian dia meredam segala amarahnya namun ternyata semua tidak seperti keinginannya.
Dengan cepat dia berlari ke arah hyun seung mengepalkan genggaman tangan kanannya erat-erat. Setibanya di hadapan hyunseung di tariknya kerah kemeja itu sehingga membuat hyunseung berdiri karena tarikan yang terlalu kuat dari jay bum. Tanpa berkata apa-apa sebuah tinjuan mendarat di pipi kiri hyun seung, lagi dan lagi sehingga hyun seung tidak sempat melontarkan pertanyaan kenapa bum melakukan semuanya kepada dirinya.
Nafas jay bum tersengal-sengal memburu oksigen semampu yang dia dapatkan. Matanya memerah, lagi dia menarik kerak hyun seung dan meninju pipik kanannya karena jay bum sudah merasakan nyeri di punggung tangan kanan.
"Kau benar-benar brengsek, bagaimana mungkin kau masih bisa menunjukkan batang hidungmu disini setelah apa yang kau lakukan hah". Lagi jay bum memberikan pukulannya.
Merasakan sakit di pipi kanan dan kirinya serta daerah bibir, hyunseung tidak mampu mengucapkan kata-kata apapun juga. Hyunseung menarik tangan tangan kiri jay bum yang hendak memberinya pukulan lagi. "maaf hyung atas kelancanganku, tapi ada apa ini kenapa kau memukulku begitu saja". Hyunseung memelas di hadapan jay bum.
"Apa kau tidak sadar juga hah, kau itu benar-benar lelaki brengsek, kau telah menghancurkan mika, kau membuat mika ha...". Seketika ucapan jay bum terputus karena mendengar suara gelas yang terjatuh begitu keras.
"Prangg".
Dan semuanya mematung, melihat apa yang sebenarnya terjadi. Mika tampak terkejut dengan apa yang terlihat di hadapannya. Dia tidak bisa mengatakan apapun, mulutnya mengangan. Nampak yang sejak tadi dipegangnya ikut terjatuh dengan gelas-gelas tadi. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, hyunseung lelaki itu berada tepat di depannya. Dengan keadaan yang sangat kacau karena telah di pukuli oleh kakaknya sendiri. Mulutnya masih menganga lebar, dan detik itu pula dia membungkam mulut dengan tangannya sendiri. Karena dia masih belum percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini. Dan tiba-tiba tubuh mika ambruk. Dia merakan sesak di dadanya perlahan namun pasti air matanya mengalir di antara sela-sela mata dan jatuh begitu saja tana bisa dia kendalikan. Wanita itu masih menatap lurus ke arah hyunseung yang sekarang masih berada di hadapan jay bum. Wanita itu menangis tanpa suara, tubuhnya dingin membeku, nafasnya memburu, dadanya terasa sesak. Dia sudah tidak bisa merasakan apapun juga.
"Mika, apa kau tidak apa-apa". Tanya hanna menghampiri mika. Hanna memegang kedua bahu mika. Wanita itu menatap hanna dan menggelengkan kepalanya, dan air mata masih mengalir di pipinya.
Hanna prihatin melihat keadaan mika. Dari arah lain dari dalam. Muncul ayah dan ibu mika. "ada apa ini kenapa berisik sekali" tanya nyonya han. Dan saat itu juga dia tidak membutuhkan jawaban atas pertanyaannya setelah melihat keadaan mika dan hyunseung yang berada ditengah-tengah mereka. Semua masih terdiam tidak ada yang membuka percakapan. "kita bicarakan diruang tengah, bum panggil yongbae. Dan kau hanna ambil kotak obat dan obati luka hyunseung". Kata ayah mika pada akhirnya. Dan lelaki paruh baya itu berjalan terlebih dahulu meninggalkan ruang tamu menuju ruang tengah atau juga ruang keluarga.
Ibu mika menghampirinya, ditariknya agar mika berdiri. Tubuh wanita itu benar-benar seperti patung dan terasa dingin. Mika hanya mampu memandang ibunya dengan pandangan kosong,wajahnya memucat. "kita ke ruang tengah sekarang, tenanglah semua akan baik-baik saja". Nyonya han berusaha menenangkan mika dan mengelus wajahnya lembut penuh kasih sayang.
oOo
Suasana sepi langsung menghimpit ruang tengah itu. Yongbae yang
baru tiba dari taman bersama dengan hyun mi langsung berjalan ke
arahnya. "kau tidak apa-apa kenapa wajahmu pucat sekali". Yongbae
bertanya dan langsung duduk di sebelahnya. Namun mika tidak mengindahkan
sama sekali pertanyaan yongbae, yang ada di dalam benaknya sekarang ini
hanyalah hyunseung yang duduk tak jauh dari hadapannya. Jay bum yang
baru tiba bersama yongbae langsung mengambil posisi duduk di sebelah
ayahnya. Sedangkan nyonya han tetap berada di samping mika menggenggam
tangannya untuk sekedah menenangkannya.
Hanna yang sudah berada di sana sejak tadi langsung mengobati
luka-luka di sekitar bibir hyunseung yang nampak berdarah. Sesekali
hyunseung merintih dan menahan perih akibat luka tersebut. Dalam otak
hyunseung masih berkelebat bermacam-macam pertanyaan. Dia sendiri
bingung apa yang sebenarnya terjadi dalam keluarga ini. Kenapa tiba-tiba
mendadak semua membencinya. Apalagi jay bum tanpa sebab yang jelas dia
memukulinya habis-habisan, sebenarnya jika mau dia bisa membalasnya
namun semua itu tidak dilakukan karena menghormati bum sebagai kakak
mika. Dan siapa laki-laki yang yang menggendong seorang bayi perempuan
duduk di sebelah mika. Sekiranya itulah yang terus mengganggu pikiran
hyunseung. "kenapa dia sangat cemas dan sangat perhatian dengan mika".
Tanyanya dalam hati.
Hyun seung tetap menatap mika walaupun dia sedang di obati oleh
hanna, merasa di sedang di perhatikan dia menoleh ke sebelah kiri mika.
Yah dialah orang yang sejak tadi menatapnya penuh tanda tanya. Tak mau
kalah dengan tatapan itu, hyunseung juga menatap yongbae dengan tatapan
dinginnya. Seolah mengerti apa yang di pikirkan oleh hyunseung, yongbae
mengalihkan pandangannya kepada hyun mi. Entah kenapa sejak tadi hyun mi
tidak mau diam, dia selalu saja ingin menangis dan meronta-ronta dalam
dekapan yongbae.
Melihat yongbae mengalihkan pandangannya kepada bayi kecil dalam
pangkuannya. Hyunseung menatap bayi perempuan itu, lama dan intens.
"deg, perasaan apa ini, kenapa semua mendadak sesak. Bayi itu kenapa
membuatku merinding". Tanyanya dalam hati lagi. Hyunseung memalingkan
wajahnya dari hyun mi ke arah yongbae. Dia terus menatap dan
mengingat-ingat siapa lelaki itu. "bukankah dia teman jay bum hyung,
seorang dokter". Katanya dalam hati.
"Sudah selesai". Hanna menghentikan kegiatannya mengobati hyunseung
setelah menempelkan plester transparan di sudut bibir hyunsung yang
terluka.
Setelah hanna selesai mengobati hyun seung, suasana cangguh semakin tercipta di antara mereka. Laki-laki itu bahkan tidak mengucapkan apa-apa kepada hanna. Sesekali Nampak tuan han mendesah dan menghembuskan napasnya pelan. Sedangkan mika yang menjadi objek kali ini hanya mampu menunduk, dia tidak sanggup walau hanya sekedar mengangkat kepalanya. Wajahnya masih pucat pasi, banyak sekali yang dipikirkan wanita itu namun sekali lagi tidak ada yang bias dia lakukan.
“Mika, sebenarnya apa yang terjadi”. Tanya yong bae kemudian.
Wanita itu masih diam tidak bisa menjawab pertanyaan yang di lontarkan yong bae.
“Sebaiknya kau pergi dari sini, bukankah lukamu sudah selesai di obati. Aku sangat muak melihat wajahmu”. Cecar jay bum.
“Sebaiknya kau diam dulu bum, biarkan semua kita selesaikan di sini”. Timpal ayah mika.
“Maaf ayah siapa dia, Kenapa semua membicarakan laki-laki itu”. Mendengar pertanyaan yong bae semua hanya bisa menutup mulut mereka rapat-rapat. Di sisi lain terdengar desahan napas ibu mika. “Dia hyunseung, Yong bae”. Setelah kata-kata yang keluar dari mulur perempuan paruh baya itu, kembali suasana sunyi bahkan lebih sunyi lagi dari pada sebelumnya. Yong bae terdiam, namun matanya tak beranjak sedikitpun dari wajah hyun seung, dia bergantian menatap hyun seung dan mika yang sejak tadi menundukkan kepalanya bahkan terlihat dengan jelas di matanya bila sejak tadi pula air mata mengalir di pipinya.
Tatapan itu, tatapan mata hyun seung mengisyaratkan bahwa dia meminta penjelasan atas semuanya namun semua masih saja bungkam.
“Tidak adakah yang bisa menjelaskan semuanya disini, atau aku harus membawa mika keluar dari ruangan ini”. Pinta hyun seung akhirnya.
“Seungie sebaiknya kau lupakan mika, dan meneruskan hidupmu”. Ucap ayah mika.
Hyun seung mendelik tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh tuan han. Apa maksudnya, kenapa dia harus melupakan mika. Bukankah mereka semua juga sudah tahu jika dia dan mika sama-sama saling mencintai dan sekarang dia di perintahkan untuk melupakan mika. “itu mustahil”. Jawab hyun seung”.
“Kenapa mustahil tidak ada yang mustahil untukmu”. Timpal jay bum. “Dan yang harus kau ketahui dan ingat selamanya adalah bahwa sekarang mika sudah menikah dengan dokter yong bae. Dan kau lihat itu bayi perempuan di pangkuannya yang sejak tadi rewel. Itu adalah anak mika. Anak han mika”. Jay bum lebih menekankan kalimat terakhirnya dengan tatapan benci kea rah hyun seung. Sama sekali tidak ada tatapan persahabatan dari wajah itu.
Hyun seung tersentak kaget mendengar penjelasan dari jay bum. Bagimana mungkin mika sudah menikah dan mempunyai seorang bayi. Hyun seung menggelengkan kepalanya tidak percaya. “Tidak mungkin, Kau pasti berbohongkan hyung”. Balas hyun seung menatap jay bum, menuntut penjelasan.
“Cieh. Kau yakin sekali jika aku berbohong, kau bisa menanyakan langsung kepada orang tuaku atau kepada mika secara langsung. Bukankah sekarang dia ada di antara kami”.
Seketika itu pula hyun seung memalingkan pandangannya kea rah mika. Di litany mika yang sejak tadi masih menundukkan kepalanya. Kedua tangannya menggenggam erat ujung bajunya, dan dia Nampak bergetar hebat. Hyun seung masih menatap mika. “Mika apa benar semua yang dikatakana oleh jay bum hyung tadi”. Mika masih dia tidak menjawab pertanyaan hyun seung.
“Jawab pertanyaanku han mika”. Hyun seung mulai menaikkan intonasi suaranya agar mika menjawab pertanyaan darinya. Laki-laki itu mulai geram melihat mika yang tidak menunjukkan reaksi apapun juga.
“Han mika”. Teriak hyun seung kemudian. Dan mendengar teriakan hyun seung semuanya terlonjak kaget tidak mengira jika lelaki itu sedemian marahnya, namun tetap saja dia tidak pantas untuk melakukan semua itu.
“Kau pikir kau itu siapa hah, dasar brengsek”. Jay bum berdiri hendak menuju kea rah hyun seung lagi namun dengan cepat di tahannya dia oleh ayah mika.
“Kami memang sudah menikah dan dia adalah hyun mi anak kami”. Yong bae menghentikan ketegangan di antara mereka semua dengan mengakui jika memang dia dan mika sudah menikah. Namun berbeda dengan hyun mi sekarang bayi kecil itu mulai tidak tenang dia, dia mulai menangis dan meronta-ronta di pangkuan yong bae. Dengan cepat pula yong bae menenangkannya, namun seakan hyun mi mengerti dengan situasi yang tengah terjadi di ruangan itu sama sekali dia tidak mau diam dan menangis semakin keras. “Ada apa denganmu hyun mi, daddy mohon tenanglah, mommy tidak mungkin menenangkanmu dengan keadaannya yang seperti ini”. Ucapnya dalam hati.
Melihat cucunya rewel nyonya han tidak tahan juga “Bibi Seo” teriak wanita itu. Tidak beberapa lama kemudian pelayan yang di sebut dengan bibi seo itu muncul. “Tolong bawa hyun mi kedalam dan tidurkan dia”. Perintah nyonya han. Dan pelayan itu menuruti semua perintah majikannya. Diambilnya hyun mi dari pangkuan yong bae.
“Mika katakana sesuatu kepadaku, jangan hanya diam dan menunduk”. Hyu seung mengulangi pertanyaannya.
Sementara mika masih diam seribu bahasa yong bae mencoba meyakinkan hyun seung juika mereka memang sudah benar-benar menikah. “Kami sudah menikah dan mika sekarang dalah istriku hyun seung”.
“Aku tidak butuh penjelasan darimu”. Hyun seung menatap yong bae tajam, seakan-akan dia sama sekali tidak butuk jawaban dari laki-laki itu.
“Maafkan aku oppa”. Jawab mika akhirnya dengan masih menunduk.
“Angkat kepalamu”. Mika mengangkat kepalanya setelah mendengar pewrintah dari hyun seung, namun wanita itu hanya sekedar mengangkat kepala saja dia tidak menatap kea rah hyun seung dan itu membuatnya semakin geram. Hyun seung terus menatap mika intens dan lama. Matanya Nampak memerah karena menahan amarah rahangnya mengatup keras. Merasa di intimidasi oleh hyun seung akhirnya mika memberanikan diri menatap hyun seung. Tatapan mata mereka bertemu ada getir kesedihan dari setiap tatapan mata mika dan lagi-lagi air matanya tak lagi bisa di bending mengalir begitu saja. Lama mereka berpandangan seolah dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua. Ada perasaan bahagian di dalam lubuk hati mika setelah bisa melihat wajah lelaki itu, wajah lelaki yang selama ini sangat sulit untuk di hapusnya dalam ingatannya. Namun di sisi hatinya yang lain terdapat luka yang menganga yang tak seorangpun bisa mengobati. Dia takut akan hari esok, takut menerima keadaan jika semua akan tidak baik-baik saja ketika hyun seung kembali. Takut jika hatinya akan goyah kembali. Takut jika nanti dia akan jatuh kepada hyun seung untuk yang kedua kalinya.
“Maafkan aku oppa, aku memang sudah menikah dengan yong bae oppa”. Ulang mika.
Lelaki itu mematung mendengar penjelasan secara langsung dari mika. Dia merasakan sakit yang amat sangat di dalam hatinya. Tiba-tiba saja dia merasakan sesak dan sulit untuk bernapas. Dia menggelngkan kepala, mengusap seluruh wajahnya tidak peduli jika saat ini wajahnya tengah terluka karena hatinya jauh terluka dan lebih sakit dari apa yang dia rasakan dari pukulan tadi.
Semua terdiam menunggu reaksi dari hyun seung, namun seakan dia mendapatkan petaka yang sangat besar. Hyun seung sama sekali tidak mengeluarkan suaranya dan tak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya.
“Maafkan aku, tolong maafkan aku oppa”. Ulang mika menekannkan permohonan maafnya, kini dia terisak menahan tangis yang sejak tadi bisa dia kendalikan. Tangannya membekap mulutnya kembali mencoba untuk meredam tangisnya sendiri. Yongbae yang melihat keadaan mika semakin tidak baik, hanya mampun mendekapnya kedalam rengkuhan pelukan mencoba untuk menenangkan mika.
Melihat apa yang terjadi diantara mika dan yong bae semakin membuat hyun seung geram dan menaikkan emosinya pada level tertinggi.
“Buat apa akau minta maaf mika, tidak seharusnya kau meminta maaf kepada laki-laki ini. Bahkana dialah yang seharusnya meminta maaf padanya”. Sentak jay bum.
Hyun seung sudah tidak tahan dengan semua ini. Dia beranjak dari duduknya, berdiri dan meninggalkan ruangan itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mika yang melihat kepergian hyun seung masih diam dia bimbang antara mengejarnya atau membiarkannya. Laki-laki itu sudah tak terlihat lagi dari pandangan mata semua orang namun mika tiba-tiba berdiri dan berlari mengejar hyun seung. “Oppa, Tunggu. Oppa”. Teriaknya agar hyun seung mendengar dan berhenti untuk menunggunya.
“Mika mau kemana kau”. Cegah jay bum. Namun seakan dia tidak mendengar teriakan kakaknya, dia terus berlari mengejar hyun seung. “Han mika berhenti”. Teriaknya sekali lagi. Namun mika tetap berlari tidak mengindahkan perintah kakaknya.
“Mika, jangan kejar dia”. Akhirnya jay bum bisa mencekal sebelah tangan kiri mika, dia menarik tangan mika agar wanita itu tidak terus berlari. “Lepaskan oppa, aku mohon”. Mika memelas di hadapan kakaknya.
“Aku bilang berhenti”. Teriak jay bum, namun mika tetap saja meronta-ronta agar terlepas dari genggaman kakaknya yag terasa kuat di pergelangan tangan kirinya. Wanita it uterus berteriak meminta untuk di lepaskan dan menangis.
“Han mika. Plakk!!”. Mika berhenti untuk melawan jay bum setelah lelaki itu menamparnya cukup keras. Tubuh mika ambruk, dia sudah tidak sanggup menopang beban tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat karena tangisnya. Dia meraung-raung menangis semakin keras. Beban yang selama ini di pikulnya semakin bertambah semenjak kehadiran hyun seung kembali. Dia sudah tidak tahan dengan semuanya. Melihat mika yang semakin kalut. Jay bum menarik mika ke dalam pelukannya, dai tidak tahan jika harus menyaksikan penderitaan mika selama ini.
“Lupakan dia, ada yang jauh lebih baik dari pada dia. Kau pantas untuk bahagian mika”. Ucap jay bum berusaha untuk menenangkan dan menyakinkan mika.
“Hyun seung, dia kembali oppa. Dia kembali untukku”. Mika berucap di sela-sela tangisnya. Bibirnya tak henti-hentinya menguvcapkan nama lelaki itu “hyun seung”. Jay bum mengeratkan pelukannya untuk m ika. Dia mengsat puncak kepala mika lembut. “Lupakan, lupakan dia. Dia tidak panatas untukmu”. Ulang jay bum.
Mika menggeleng, dia sangat yakin jika hyun seung kembali untuk dirinya. Dan mengetahui kenyataan itu hatinya semakin terasa perih sesak sekali di dadanya. Dia tak berhenti menangis. Sekali lagi dia meronta dari pelukan jay bum. “Aku harus mengejarnya oppa”. Namun secepat rontaan mika, secepat kilat juga jay bum mengunci tubuh wanita itu dalam pelukannya agar dia dtidak bisa kemana-mana lagi. Membiarkan mika meluapkan segala emosi dan tangis yang dia yakini selama ini mika pendam.
Menyaksikan kejadian yng sangat mengaharukan di hadapannya, ibu mika tidak bisa menahan tangisnya. Wanita paaruh baya itu juga menangis harus menyaksiskan penderitaan yang harus di alami anaknya. Tuan han yang mengerti dengan keadaan ini mencoba menenangkan istrinya dengan merangkul bahunya. Sedangkan yongbae, dia hanya bisa berdiri mematung di ujung pintu ruang tengah itu. Tidak pasti apa yang terlintas dalam pikirannya karena dia hanya diam sejak tadi menyaksikan segalanya dari mata nya sendiri. Dia tidak sanggup atau mungkin lebih tepatnya tidak tahu apa yang harus di perbuat.
Setelah sekian lama tangis mika meredam, namun itu belum menghentikannya menangis. Tubuhnya masih berguncang. “Yong bae, bawa mika kekamar”. Mendengar perintah jay bum, yong bae berjalan mendekat. Dia berjongkok untuk meraaih tubuh mika. Dibantunya mika agar berdiri. Wanita itu hanya menurut semua yang dilakukan oleh yong bae. Mika sudah tidak mempunyai kekuatan untuk berdiri bahkan untuk bertahan, melihat itu yongbae mengangkatnya dan menggendong agar membuat wanita itu semakin nyaman dan tidak perlu susah-susah untuk berjalan.
Setibanya di kamar, direbahkannya mika did atas tempat tidur. Yongbae menarik selimut dan menyelimutkan ke atas tubuh mika agar dai merasa lebih hangat. Di usapnya air mata yang terus mengalir di kedua mata mika. Dia membelai wajah mika lembut. “Istirahatlah, aku akan menjagamu disini”. Setelah mengucapkan kalimat itu yongbae mengecup kening mika lembut dan lama mencurahkan segala kassih sayangnya kepada mika agar wanita itu merasa lebih terlindungi.
Yongbae masih duduk di tepian tempat tidur mereka mencoba menenangkannya dengan segala tindakan bukan ucapan. Karena mika belum juga meredakan taangissnya, yang bisa dia lakukan hanya sekedar menggenggam sebelah tangan mika dan menepuk-nepuk bahu mika. Dia menatap mika iba namun juga syarat dengan kesedihan di setiap tatapannya. Betapa dia sangat mencintai wanita yang berada di hadapannya ini, namun dia tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan untuk mika.
oOo
TBC