ELIMINASI URINE
System tubuh yang berperan dalam
terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, kendung kemih, dan uretra.
Ginjal
Ginjal merupakan organ retroperhoneal (dibelakan selaput perut), terdiri
atas ginjal sebelah kanan dan tulang punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur
komposisi dan volume cairan dalam tubuh serta penyaring darah untuk dibuang
dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan
menahannya agar tidak bercampur dengan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada
bagian ginjal terdapat nefron (berjumlah kurang lebih satu juta) yang merupakan
unit dari struktur ginjal melalui nefron, urine disalurkan kedalam bagian
pelvis ginjal kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih.
KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINEMiksi (berkemih)
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Proses
ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
- Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan
- Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.
- Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan
- Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.
-
Anatomi Fisiologik & Hubungan Saraf
pada Kandung Kemih
-
Kandung
kemih adalah ruangan berdinding otot polos yang terdiri dari dua bagian besar:Badan
(corpus), merupakan bagian utama kandung kemih dimana urin berkumpul dan Leher
(kollum), merupakan lanjutan dari badan yang berbentuk corong, berjalan secara
inferior dan anterior ke dalam daerah segitiga urogenital dan berhubungan
dengan uretra. Bagian yang lebih rendah dari leher kandung kemih disebut uretra
posterior karena hubungannya dengan uretra.
Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor.
Serat-serat ototnya meluas ke segala arah dan bila berkontraksi, dapat
meningkatkan tekanan dalam kandung kemih menjadi 40 sampai 60 mmHg. Dengan
demikian, kontraksi otot detrusor adalah langkah terpenting untuk mengosongkan
kandung kemih. Sel-sel otot polos dari otot detrusor terangkai satu sama lain
sehingga timbul aliran listrik berhambatan rendah dari satu sel otot ke sel
otot lainnya. Oleh karena itu, potensial aksi dapat menyebar ke seluruh otot
detrusor, dari satu sel otot ke sel otot berikutnya, sehingga terjadi kontraksi
seluruh kandung kemih dengan segera.
Pada dinding posterior kandung kemih, tepat diatas
bagian leher dari kandung kemih, terdapat daerah segitiga kecil yang disebut
Trigonum. Bagian terendah dari apeks trigonum adalah bagaian kandung kemih yang
membuka menuju leher masuk kedalam uretra posterior, dan kedua ureter memasuki
kandung kemih pada sudut tertinggi trigonum. Trigonum dapat dikenali dengan
melihat mukosa kandung kemih bagian lainnya, yang berlipat-lipat membentuk
rugae. Masing-masing ureter, pada saat memasuki kandung kemih, berjalan secara
oblique melalui otot detrusor dan kemudian melewati 1 sampai 2 cm lagi dibawah
mukosa kandung kemih sebelum mengosongkan diri ke dalam kandung kemih.
Leher kandung kemih (uretra posterior) panjangnya 2 – 3 cm, dan dindingnya
terdiri dari otot detrusor yang bersilangan dengan sejumlah besar jaringan
elastik. Otot pada daerah ini disebut sfinter internal. Sifat tonusnya secara
normal mempertahankan leher kandung kemih dan uretra posterior agar kosong dari
urin dan oleh karena itu, mencegah pengosongan kandung kemih sampai tekanan
pada daerah utama kandung kemih meningkat di atas ambang kritis.
Setelah uretra posterior, uretra berjalan melewati diafragma urogenital,
yang mengandung lapisan otot yang disebut sfingter eksterna kandung kemih. Otot
ini merupakan otot lurik yang berbeda otot pada badan dan leher kandung kemih,
yang hanya terdiri dari otot polos. Otot sfingter eksterna bekerja di bawah
kendali sistem saraf volunter dan dapat digunakan secara sadar untuk menahan
miksi bahkan bila kendali involunter berusaha untuk mengosongkan kandung kemih.
Persarafan Kandung Kemih
Persarafan utama kandung kemih ialah nervus
pelvikus, yang berhubungan dengan medula spinalis melalui pleksus sakralis,
terutama berhubungan dengan medula spinalis segmen S-2 dan S-3. Berjalan
melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf sensorik dan serat saraf
motorik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih.
Tanda-tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat kuat dan terutama
bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang menyebabkan pengosongan
kandung kemih.
Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus
adalah serat parasimpatis. Serat ini berakhir pada sel ganglion yang terletak
pada dinding kandung kemih. Saraf psot ganglion pendek kemudian mempersarafi
otot detrusor.
Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe
persarafan lain yang penting untuk fungsi kandung kemih. Yang terpenting adalah
serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter
eksternus kandung kemih. Ini adalah serat saraf somatik yang mempersarafi dan
mengontrol otot lurik pada sfingter. Juga, kandung kemih menerima saraf
simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama
berhubungan dengan segmen L-2 medula spinalis. Serat simpatis ini mungkin
terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung
kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan melalui saraf simpatis dan
mungkin penting dalam menimbulkan sensasi rasa penuh dan pada beberapa keadaan,
rasa nyeri.
Transpor Urin dari Ginjal
melalui Ureter dan masuk ke dalam Kandung Kemih
Urin yang keluar dari kandung kemih mempunyai
komposisi utama yang sama dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes,
tidak ada perubahan yang berarti pada komposisi urin tersebut sejak mengalir
melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih.
Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke
kaliks renalis, meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan pacemakernya, yang
kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan
kemudian turun sepanjang ureter, dengan demikian mendorong urin dari pelvis
renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan
dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperi juga neuron-neuron pada
pleksus intramural dan serat saraf yang meluas diseluruh panjang ureter.
Seperti halnya otot polos pada organ viscera yang
lain, kontraksi peristaltik pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan
parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih menembus otot
detrusor di daerah trigonum kandung kemih. Normalnya, ureter berjalan secara
oblique sepanjang beberapa cm menembus dinding kandung kemih. Tonus normal dari
otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter, dengan
demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu tekanan di kandung
kemih meningkat selama berkemih atau sewaktu terjadi kompresi kandung kemih.
Setiap gelombang peristaltik yang terjadi di sepanjang ureter akan meningkatkan
tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus dinding kandung kemih
membuka dan memberi kesempatan urin mengalir ke dalam kandung kemih.
Pada beberapa orang, panjang ureter yang menembus
dinding kandung kemih kurang dari normal, sehingga kontraksi kandung kemih
selama berkemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter secara sempurna.
Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih terdorong kembali kedalam ureter,
keadaan ini disebut refluks vesikoureteral. Refluks semacam ini dapat
menyebabkan pembesaran ureter dan, jika parah, dapat meningkatkan tekanan di
kaliks renalis dan struktur-struktur di medula renalis, mengakibatkan kerusakan
daerah ini.
Sensasi rasa nyeri pada
Ureter dan Refleks Ureterorenal.
Ureter dipersarafi secara sempurna oleh serat
saraf nyeri. Bila ureter tersumbat (contoh : oleh batu ureter), timbul refleks
konstriksi yang kuat sehubungan dengan rasa nyeri yang hebat. Impuls rasa nyeri
juga menyebabkan refleks simpatis kembali ke ginjal untuk mengkontriksikan
arteriol-arteriol ginjal, dengan demikian menurunkan pengeluaran urin dari ginjal.
Efek ini disebut refleks ureterorenal dan bersifat penting untuk mencegah
aliran cairan yang berlebihan kedalam pelvis ginjal yang ureternya tersumbat.
Refleks Berkemih
Merujuk kembali pada gambar 31-2, kita dapat
melihat bahwa selama kandung kemih terisi, banyak yang menyertai kontraksi
berkemih mulai tampak, seperti diperlihatkan oleh gelombang tajam dengan garis
putus-putus. Keadaan ini disebabkan oleh refleks peregangan yang dimulai oleh
reseptor regang sensorik pada dinding kandung kemih, khususnya oleh reseptor
pada uretra posterior ketika daerah ini mulai terisi urin pada tekanan kandung
kemih yang lebih tinggi. Sinyal sensorik dari reseptor regang kandung kemih
dihantarkan ke segmen sakral medula spinalis melalui nervus pelvikus dan
kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih melalui serat saraf
parasimpatis melalui saraf yang sama ini.
Ketika kandung kemih hanya terisi sebagian,
kontraksi berkemih ini biasanya secara spontan berelaksasi setelah beberapa
detik, otot detrusor berhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke garis
basal. Karena kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi bertambah
sering dan menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat.
Sekali refleks berkemih mulai timbul, refleks ini
akan “ menghilang sendiri. “ Artinya, kontraksi awal kandung kemih selanjutnya
akan mengaktifkan reseptor regang untuk menyebabkan peningkatan selanjutnya
pada impuls sensorik ke kandung kemih dan uretra posterior, yang menimbulkan
peningkatan refleks kontraksi kandung kemih lebih lanjut, jadi siklus ini
berulang dan berulang lagi sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang kuat.
Kemudian, setelah beberapa detik sampai lebih dari semenit, refleks yang
menghilang sendiri ini mulai melemah dan siklus regeneratif dari refleks miksi
ini berhenti, menyebabkan kandung kemih berelaksasi.
Jadi reflek berkemih adalah suatu siklus lengkap
dari peninngkatan tekanan yang cepat dan progresif, periode tekanan
dipertahankan dan dikembalinya tekanan ke tonus basal kandung kemih.
Sekali refleks berkemih terjadi tetapi tidak
berhasil mengosongkan kandung kemih, elemen saraf dari refleks ini biasanya
tetap dalam keadaan terinhibisi selama beberapa menit sampai satu jam atau
lebih sebelum refleks berkemih lainnya terjadi. Karena kandung kemih menjadi semakin
terisi, refleks berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat.
Sekali refleks berkemih menjadi cukup kuat, hal
ini juga menimbulkan refleks lain, yang berjalan melalui nervus pudendal ke
sfingter eksternus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak
daripada sinyal konstriktor volunter ke sfingter eksterna, berkemih pun akan
terjadi. Jika tidak, berkemih tidak akan terjadi sampai kandung kemih terisi
lagi dan refleks berkemih menjadi makin kuat.
Perangsangan atau Penghambatan Berkemih oleh Otak
Refleks berkemih adalah refleks medula spinalis yang seluruhnya bersifat
autonomik, tetapi dapat dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak.
Pusat-pusat ini antara lain :
Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di pons dan
Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral yang terutama bekerja sebagai penghambat tetapi dapat juga menjadi perangsang.
Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di pons dan
Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral yang terutama bekerja sebagai penghambat tetapi dapat juga menjadi perangsang.
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat
yang lebih tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir dari
berkemih seperti berikut :
Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih kecuali jika persitiwa berkemih dikehendaki.
Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.
Jika tiba waktu untuk berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sakral untuk membantu mencetuskan refleks berkeih dan dalam waktu bersamaam menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.
Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih kecuali jika persitiwa berkemih dikehendaki.
Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.
Jika tiba waktu untuk berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sakral untuk membantu mencetuskan refleks berkeih dan dalam waktu bersamaam menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.
Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut :
Pertama, seseorang secara sadar mengkontraksikan otot-otot abdomennya, yang
meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra memasuki
leher kandung kemih dan uretra posterior di bawah tekanan, sehingga meregangkan
dindingnya. Hal ini menstimulasi reseptor regang, yang merangsang refleks
berkemih dan menghambat sfingter eksternus uretra secara simultan. Biasanya,
seluruh urin akan keluar, terkadang lebih dari 5 sampai 10 ml urin tertinggal
di kandung kemih.
Pengkajian
- Pola berkemih
Pada orang-orang untuk berkemih sangat individual
Pada orang-orang untuk berkemih sangat individual
- Frekuensi
- frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan
dan kesempatan
- banyak orang-orang berkemih
kira-kira 70% dari urine setiap hari pada waktu tidur dan tidak memerlukan
waktu untuk berkemih pada malam hari
- orang-orang biasanya
berkemih pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu
makan
- Volume
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.
Usia Jumlah / hari
1. Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 – 60 ml
2. Hari ketiga – kesepuluh dari kehidupan 100 – 300 ml
3. Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250 – 400 ml
4. Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml
5. 1 – 3 tahun 500 – 600 ml
6. 3 – 5 tahun 600 – 700 ml
7. 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml
8. 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml
9. 14 tahun - dewasa 1500 ml
10. Dewasa tua 1500 ml / kurang
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.
Usia Jumlah / hari
1. Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 – 60 ml
2. Hari ketiga – kesepuluh dari kehidupan 100 – 300 ml
3. Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250 – 400 ml
4. Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml
5. 1 – 3 tahun 500 – 600 ml
6. 3 – 5 tahun 600 – 700 ml
7. 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml
8. 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml
9. 14 tahun - dewasa 1500 ml
10. Dewasa tua 1500 ml / kurang
Jika
volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang
dewasa, maka perlu lapor.
Faktor yang mempengaruhi kebiasaan berkemihDiet dan intake
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.
Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan di kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kandung kemih yang lebih daripada normal
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.
Stress psikologi
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.
Tingkat aktifitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangnya tonus otot kandung kemih terjadi pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi.
Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.
Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih.
Kondisi Patologis.
Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter)
Obat diuretiik dapat meningkatkan output urine
Analgetik dapat terjadi retensi urine.
Urine
Warna :
- Normal urine berwarna kekuning-kuningan
- Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap
- Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.
Bau :
- Normal urine berbau aromatik yang memusingkan
- Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
Berat jenis :
- Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar.
- Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml
- Normal berat jenis : 1010 - 1025
Kejernihan :
- Normal urine terang dan transparan
- Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.
- Normal urine berwarna kekuning-kuningan
- Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap
- Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.
Bau :
- Normal urine berbau aromatik yang memusingkan
- Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
Berat jenis :
- Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar.
- Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml
- Normal berat jenis : 1010 - 1025
Kejernihan :
- Normal urine terang dan transparan
- Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.
pH :
- Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5)
- Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri
- Vegetarian urinennya sedikit alkali.
Protein :
- Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal —- urine
- Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring —- urine
- Adanya protein didalam urine —- proteinuria, adanya albumin dalam urine —- albuminuria.
Darah :
- Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.
- Adanya darah dalam urine — hematuria.
Glukosa :
- Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak —- menetap pada pasien DM
- Adanya gula dalam urine —- glukosa
Keton :
- Hasil oksidasi lemak yang berlebihan.
- Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5)
- Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri
- Vegetarian urinennya sedikit alkali.
Protein :
- Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin, tidak tersaring melalui ginjal —- urine
- Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring —- urine
- Adanya protein didalam urine —- proteinuria, adanya albumin dalam urine —- albuminuria.
Darah :
- Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.
- Adanya darah dalam urine — hematuria.
Glukosa :
- Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak —- menetap pada pasien DM
- Adanya gula dalam urine —- glukosa
Keton :
- Hasil oksidasi lemak yang berlebihan.
Masalah-masalah dalam Eliminasi
Masalah-masalahnya
adalah : retensi, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola urine
(frekuensi, keinginan (urgensi), poliurine dan urine suppression).
Penyebab
umum masalah ini adalah :
Obstruksi, Pertumbuhan jaringan abnormal, Batu, Infeksi
Masalah-masalah lain.
Obstruksi, Pertumbuhan jaringan abnormal, Batu, Infeksi
Masalah-masalah lain.
Retensi
F Adanya penumpukan urine didalam kandung
kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.
F Menyebabkan distensi kandung kemih
F Normal urine berada di kandung kemih
250-450 ml
urine
ini merangsang distensi kandung kemih. Dalam keadaan distensi, kandung kemih
dapat menampung urine sebanyak 3000-4000 ml urine.
o Tanda-tanda klinis retensi
- Ketidaknyamanan daerah pubis.
- Distensi kandung kemih
- Ketidak sanggupan unutk berkemih.
- Sering berkeih dalam kandung kemih yang sedikit (25 – 50 ml)
- Ketidak seimbangan jumlah urine yang dikelurakan dengan intakenya.
- Meningkatnya keresahan dan keinginan berkemih.
o Penyebab
- Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks, kandung kemih, urethra.
- Pembesaran kelenjar prostat
- Strikture urethra.
- Trauma sumsum tulang belakang.
- Ketidaknyamanan daerah pubis.
- Distensi kandung kemih
- Ketidak sanggupan unutk berkemih.
- Sering berkeih dalam kandung kemih yang sedikit (25 – 50 ml)
- Ketidak seimbangan jumlah urine yang dikelurakan dengan intakenya.
- Meningkatnya keresahan dan keinginan berkemih.
o Penyebab
- Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks, kandung kemih, urethra.
- Pembesaran kelenjar prostat
- Strikture urethra.
- Trauma sumsum tulang belakang.
Inkontinensi urine
F
Ketidaksanggupan
sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine
dari kandung kemih
F Jika kandung kemih dikosongkan secara
total selama inkontinensia--- inkontinansia komplit
F Jika kandung kemih tidak secara total
dikosongkan selama inkontinansia---inkontinansia sebagian
o Penyebab Inkontinensi
- Proses ketuaan
- Pembesaran kelenjar prostat
- Spasme kandung kemih
- Menurunnya kesadaran
- Menggunakan obat narkotik sedative
- Proses ketuaan
- Pembesaran kelenjar prostat
- Spasme kandung kemih
- Menurunnya kesadaran
- Menggunakan obat narkotik sedative
o Ada beberapa jenis inkontinensi yang dapat
dibedakan :
Total inkontinensi
Adalah kelanjutan dan tidak dapat diprediksikan keluarnya urine. Penyebabnya biasanya adalah injury sfinter eksternal pada laki-laki, injury otot perinela atau adanya fistula antara kandung kemih dan vagina pada wanita dan kongenital atau kelainan neurologis.
Stress inkontinensi
Ketidaksanggupan mengontrol keluarnya urine pada waktu tekanan abdomen meningkat contohnya batuk, tertawa —– karena ketidaksanggupan sfingter eksternal menutup.
Ketidaksanggupan mengontrol keluarnya urine pada waktu tekanan abdomen meningkat contohnya batuk, tertawa —– karena ketidaksanggupan sfingter eksternal menutup.
Urge inkontinensi
Terjadi pada waktu kebutuhan berkemih yang baik, tetapi tidak dapat ketoilet tepat pada waktunya. Disebabkan infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme kandung kemih.
Terjadi pada waktu kebutuhan berkemih yang baik, tetapi tidak dapat ketoilet tepat pada waktunya. Disebabkan infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme kandung kemih.
Fungisonal inkontinensi
Adalah involunter yang tidak dapat diprediksi keluarnya urine. Biasa
didefinisikan sebagai inkontinensi persists karena secara fisik dan mental
mengalami gangguan atau beberapa faktor lingkungan dalam persiapan untuk buang
air kecil di kamar mandi.
§
Refleks inkontinensi
Adalah involunter keluarnya urine yang diprediksi intervalnya ketika ada reaksi volume kandung kemih penuh. Klien tidak dapat merasakan pengosongan kandung kemihnya penuh.
Adalah involunter keluarnya urine yang diprediksi intervalnya ketika ada reaksi volume kandung kemih penuh. Klien tidak dapat merasakan pengosongan kandung kemihnya penuh.
Enuresis
- Sering terjadi pada anak-anak
- Umumnya terjadi pada malam hari — nocturnal enuresis
- Dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
- Sering terjadi pada anak-anak
- Umumnya terjadi pada malam hari — nocturnal enuresis
- Dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
o Penyebab Enuresis
F Kapasitas kandung kemih lebih besar dari
normalnya
F Anak-anak yang tidurnya bersuara dan
tanda-tanda dari indikasi dari keinginan berkemih tidak diketahui, yang
mengakibatkan terlambatnya bangun tidur untuk kekamar mandi
F Kandung kemih iritable dan seterusnya tidak
dapat menampung urine dalam jumlah yang besar.
F Suasana emosional yang tidak menyenangkan
dirumah (misalnya persaingan dengan saudara kandung, cekcok dengan orang tua).
Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaanny
tanpa dibantu untuk mendidiknya.
F Infeksi saliran kemih atau perubahan fisik
atau neurologi sistem perkemihan
F Makanan yang banyak mengandung garam dan
mineral atau makanan pemedas
F Anak yang takut jalan pada gang gelap
untuk kekamar mandi.
Perubahan pola berkemih
Þ Frekuensi
- Normal, meningkatnya frekuensi berkemih, karena meningkatnya cairan
- Frekuensi tinggi tanpa suatu tekanan intake cairan dapat diakibatkan karena cystitis
- Frekuensi tinggi pada orang stress dan orang hamil
- Canture / nokturia — meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini tidak akibat meningkatnya intake cairan.
- Normal, meningkatnya frekuensi berkemih, karena meningkatnya cairan
- Frekuensi tinggi tanpa suatu tekanan intake cairan dapat diakibatkan karena cystitis
- Frekuensi tinggi pada orang stress dan orang hamil
- Canture / nokturia — meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini tidak akibat meningkatnya intake cairan.
Þ Urgency
- Adalah perasaan seseorang untuk berkemih
- Sering seseorang tergesa-gesa ke toilet takut mengalami inkontinensi jika tidak berkemih
- Pada umumnya anak kecil masih buruk kemampuan mengontrol sfingter eksternal.
- Adalah perasaan seseorang untuk berkemih
- Sering seseorang tergesa-gesa ke toilet takut mengalami inkontinensi jika tidak berkemih
- Pada umumnya anak kecil masih buruk kemampuan mengontrol sfingter eksternal.
Þ Dysuria
- Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih
- Dapat terjadi karena : striktura urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih dan urethra.
- Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih
- Dapat terjadi karena : striktura urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih dan urethra.
Þ Polyuria
- Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan
- Dapat terjadi karena : DM, defisiensi ADH, penyakit ginjal kronik
- Tanda-tanda lain adalah : polydipsi, dehidrasi dan hilangnya berat badan.
- Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan
- Dapat terjadi karena : DM, defisiensi ADH, penyakit ginjal kronik
- Tanda-tanda lain adalah : polydipsi, dehidrasi dan hilangnya berat badan.
Þ Urinari suppresi
- Adalah berhenti mendadak produksi urine
- Secara normnal urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 – 120 ml/jam (720 – 1440 ml/hari) dewasa
- Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari disanuria
- Produksi urine abnormal dalam jumlah sedikit oleh ginjal disebut oliguria misalnya 100 – 500 ml/hari
- Penyebab anuria dan oliguria : penyakit ginjal, kegagalan jantung, luka bakar dan shock.
- Adalah berhenti mendadak produksi urine
- Secara normnal urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 – 120 ml/jam (720 – 1440 ml/hari) dewasa
- Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari disanuria
- Produksi urine abnormal dalam jumlah sedikit oleh ginjal disebut oliguria misalnya 100 – 500 ml/hari
- Penyebab anuria dan oliguria : penyakit ginjal, kegagalan jantung, luka bakar dan shock.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan dalam eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine, inkontinensi dan enuresis
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya inkontinensi urine
Perubahan dalam rasa nyaman berhubungan dengan dysuria
Resiko infeksi berhubungan dengan retensi urine, pemasangan kateter
Perubahan konsep diri berhubungan dengan inkontinensi
Isolasi sosial berhubungan dengan inkontensi
Self care defisit : toileting jika klien inkontinesi
Potensial defisit volume cairan berhubungan dengan gangguan fungsi saluran urinary akibat proses penyakit
Gangguan body image berhubungan dengan pemasangan urinary diversi ostomy
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterampilan pemasangan diversi urinary ostomy
Perubahan dalam eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine, inkontinensi dan enuresis
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya inkontinensi urine
Perubahan dalam rasa nyaman berhubungan dengan dysuria
Resiko infeksi berhubungan dengan retensi urine, pemasangan kateter
Perubahan konsep diri berhubungan dengan inkontinensi
Isolasi sosial berhubungan dengan inkontensi
Self care defisit : toileting jika klien inkontinesi
Potensial defisit volume cairan berhubungan dengan gangguan fungsi saluran urinary akibat proses penyakit
Gangguan body image berhubungan dengan pemasangan urinary diversi ostomy
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterampilan pemasangan diversi urinary ostomy
Perencanaan & Intervensi
Tujuan :
Memberikan intake cairan secara tepat
Memastikan keseimbangan intake dan output cairan
Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Mencegah kerusakan kulit
Mencegah infeksi saluran kemih
Memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional
Untuk anak kecil meningkatkan kontrol berkemih dan self esteem.
Tindakan secara umum
Tujuan :
Memberikan intake cairan secara tepat
Memastikan keseimbangan intake dan output cairan
Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Mencegah kerusakan kulit
Mencegah infeksi saluran kemih
Memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional
Untuk anak kecil meningkatkan kontrol berkemih dan self esteem.
Tindakan secara umum
Intake
cairan secara tepat, pasien dengan masalah perkemihan yang sering intake jumlah
cairan setiap hari ditentukan dokter. Pasien dengan infeksi perkemihan,
cairannya sering ditingkatkan. Pasien dengan edema cairannya dibatasi.
Mengukur intake dan output cairan. Jumlah caiaran yang masuk dan keluar dalam setiap hari harus diukur, untuk mengetahui kesimbangan cairan.
Membantu mempertahankan secara normal berkemih.
Membantu pasien mempertahankan posisi normal untuk berkemih
Memberikan kebebasan untuk pasien
Memberikan bantuan pada saat pasien pertama kali merasa ingin buang air kecil
Jika menggunakan bedpan atau urinal yakin itu dalam keadaan hangat.
Bila pasien menggunakan bedpan, tinggikan bagian kepala tempat tidur dengan posisi fowler dan letakkan bantal kecil dibawah leher untuk meningkatkan support dan kenyamanan fisik (prosedur membantu memberi pispot/urinal)
Tuangkan air hangat dalam perineum
Mengalirkan air keran dalam jarak yang kedengaran pasien
Memberikan obat-obatan yang diperlukan untuk mengurangi nyeri dan membantu relaks otot
Letakkan secara hati-hati tekan kebawah diatas kandung kemih pada waktu berkemih
Menenangkan pasien dan menghilangkan sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan.
Mengukur intake dan output cairan. Jumlah caiaran yang masuk dan keluar dalam setiap hari harus diukur, untuk mengetahui kesimbangan cairan.
Membantu mempertahankan secara normal berkemih.
Membantu pasien mempertahankan posisi normal untuk berkemih
Memberikan kebebasan untuk pasien
Memberikan bantuan pada saat pasien pertama kali merasa ingin buang air kecil
Jika menggunakan bedpan atau urinal yakin itu dalam keadaan hangat.
Bila pasien menggunakan bedpan, tinggikan bagian kepala tempat tidur dengan posisi fowler dan letakkan bantal kecil dibawah leher untuk meningkatkan support dan kenyamanan fisik (prosedur membantu memberi pispot/urinal)
Tuangkan air hangat dalam perineum
Mengalirkan air keran dalam jarak yang kedengaran pasien
Memberikan obat-obatan yang diperlukan untuk mengurangi nyeri dan membantu relaks otot
Letakkan secara hati-hati tekan kebawah diatas kandung kemih pada waktu berkemih
Menenangkan pasien dan menghilangkan sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan.
Tindakan hygienis
Untuk
mempertahankan kebersihan di daerah genital
Tujuannya untuk memberikan rasa nyaman dan mencegah infeksi
Tujuannya untuk memberikan rasa nyaman dan mencegah infeksi
Berikut
ini beberapa diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan eliminasi:
- Impaired urinary elimination (p. 234) atau gangguan eliminasi urin. Karakteristiknya: disuria, frekuensi buang air kecil meningkat, hesitansi, inkontinensia, nokturia. Di NANDA memang agak sedikit rancu. Salah satu karakteristik yang disebutkan untuk diagnosis ini adalah “retention”. Padahal sudah ada diagnosis “Retensi urine”. Sehingga disarankan kalau pasien memang mengalami retensi urin, langsung diangkat saja menjadi diagnosis “Retensi urin”. Untuk mengangkat diagnosis keperawatan “Gangguan eliminasi urin”, perlu dijelaskan gangguan yang mana. Jika pasien mengeluh sering terbangun untuk kencing di malam hari, maka bisa diambil “Gangguan eliminasi urin: nokturia”. Jika pasien beser (buang air kecil tidak terkontrol dan terus menerus), bisa diangkat menjadi “Gangguan eliminasi urin: inkontinensia”. Dan seterusnya, sesuai data yang diperoleh dari pengkajian.
- Readiness for enhanced urinary elimination (p. 235) atau potensial peningkatan eliminasi urine (diagnosis sejahtera).
- Urinary
retention (p. 236) atau retensi urin. Tidak dapat mengosongkan urin secara lampias. Karakteristiknya:
palpasi blader terasa tegang, sakit saat buang air kecil, sampai dengan
tidak keluarnya urin sama sekali. Faktor yang berhubungan: kekuatan
spincter, tekanan tinggi pada uretral dan adanya hambatan (harus
dibuktikan dengan adanya hasil pemeriksaan).
PEMASANGAN KATETER
Katerisasi merupakan suatu prosedur yang penting
yang biasanya didelegasikan kepada staf yang paling muda. Jika tidak dikerjakan
dengan hati-hati (gentle) dan trampil mungkin akan merusak dan menimbulkan
striktur (penyempitan) uretra.
- Pada masa ROMAWI PURBA digunakan kateter
yang terbuat dari perunggu.
- CELSUS mempunyai satu set kateter dengan
lima ukuran yang berbeda,tiga untuk laki-laki dan dua untuk perempuan, yang
untuk lelaki mempunyai 2 lengkung, lihat gambar.
- ORIBASIUS (325 – 403AD) menggunakan
kateter terbuat dari kertas, hampir menyerupai sedotan jerami untuk minum.
- ABULCASIS (936-1013M) kateter terbuat
dari perak.
- DESNOS (1914M) kateter perak yang keras
digunakan sepanjang masa pertengahan, lihat gambar dan sampai waktu baru-baru
ini. Kateter itu berbentuk lurus untuk wanita dan melengkung seperti uretra
untuk pria, ujungnya bundar dan ujung lainnya sering punya 2 bengkokan atau
loop yang melekat padanya yang digunakan untuk mengikatkan kateter pada kantong
kemih.
- Kateter yang lentur terbuat dari karet
elastis digunakan pada abad ke 18.
- Folley 1937 menggunakan kateter tetap
dalam kantong kemih, dan ini merupakan kateter yang ideal.
Prinsip prinsip pemasangan kateter
:
1. Gentle
2. Sterilitas
3. Adekuat
lubrication
4. Gunakan
kateter ukuran kecil
Indikasi pemasangan kateter:
1. Diagnostik (secepatnya dilepas)
a. Mengambil
sample urin untuk kultur urin
b. Mengukur
residu urine
c.
Memasukan
bahan kontras untuk pemeriksaan radiology
d. Urodinamik
e. Monitor
produksi urine atau balance cairan.
2. Terapi (dilepas setelah tujuan dicapai)
a. Retensi
urine
b. Self
interniten kateterisasi (CIC)
c. Memasukan
obat-obatan
d. Viversi
urine
e. Sebagai
splin
Macam-macam kateter, dibedakan
berdasarkan:
- bentuk
- ukuran
- bahan
- sifat pemakaian
- system retaining (pengunci)
- jumlah
percabangan
Bentuk Kateter :
- Straight;
lurus tanpa ada cabang
Contoh :
1.
Robinson kateter
2.
Nelaton kateter
- Coude Catheter; kateter dengan ujung
lengkung dan ramping
Contoh : Kateter Tiemann
- Self Retaining Kateter; dipakai menetap
Contoh :
1. Molecot Kateter
2. Foleey Kateter
Ukuran :
Skala Cheriere’s (Franch)
Ich atau Fr 0,33 mm
Atau 1 mm = 3 Fr
Contoh:
Kateter 18 Fr artinya diameter luarnya 6 mm
Bahan :
- Stainless
- Lateks (karet)
- Silikon
- Dilapisi silikon
Jumlah percabangan :
- Cabang 2
- Cabang 3
A. KOMPLIKASI
Komplikasi pemasangan kateter antara lain :
- Bakterial Shock
- Striktur uretra
- Ruptur uretra
- Perforasi buli-buli
- Pendarahan
- Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan
B. PROSEDUR PEMASANGAN KATETER
Alat-alat yang dibutuhkan :
1. Xilocain
jelly / instilagel
2. kasa
steril
3. sarung
tangan steril
4. betadine
5. kateter
sesuai ukuran
6. urine
bag
7. spuit
10 ml
8. agua
untuk balon kateter
9. duk
bolong steril
10. bengkok /
nierbecken
11. pinset
anatomis steril
12. plester
Prinsip- prinsip pemasangan kateter
1. gantle
/ lembut
2. Asepsis
&antiseptic
3. Lubrikasi
yang adekuat
4.
Gunakan
ukuran kateter yang lebih kecil / sesuai
A. Tata
cara pemasangan kateter
1.
Pastikan
alat yang dibutuhkan sudah tersedia lengkap
2.
Jelaskan
tujuan pemasangan kateter kepada pasien
3. Penderita
posisi terlentang
4. Operator
sebelah kiri pasien
5.
Asepsis
& antisepsis penis dengan betadine dan kassa steril
6. Pasang
duk bolong steril
7.
Pegang
penis dengan kasa steril pakai tangan kiri
8. Meatus
uretra eksternus dilakukan aseptic & antiseptic dengan betadin
9. Semprotkan
jelly yang adekuat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat datang Di Blog Bigbang jangan lupa tinggalkan Jejak ^^. Post Youre Coment