BigBang Song

Lalala, My girl, BigBang is Vip, This Love (Gdragon), Last farawel, Lies, Haru Haru, My Heaven, With you, Gara gara Go, Beautivul Hangover, Lets me hear your Voice, Make love, Lollipop ft 2Ne1, Lollipop 2, Sunset glows, Hot Issue, Ora Yeah, Stay, Good Person, Tell me goog Bye, Hands Up, Always, Bringing youre love, Forever with you GDTOP ft BOM, Number 1, stylist, We Belong together, Dirty Clas, Tonight, Somebody To love, What is Right, Stupit Liar, Love song, Blue, Bad Boy, Love Dust, Ain't No Fun, Fantastic Baby, Wink's (Daesung), Ego, Feeling. "Taeyang" wedding Dress, Look Only At Me, I Need A Girl, Move ft Teddy, Prayer ft Teddy, Friend ft TOP, Where U at. "Gdragon" HeartBreker, Korean dreams, Shine a Light, She is Gone. "Seungri" What can i do, Strong Baby, VViP. "Daesung " Baby dont Cry, Try To lough. "GDTOP" High High, Oh Yeah, Baby Good Nigh, Jibe Gajima, Dancing on My Own ft Pixie Lott. Monster, Bingle Bingle, Still Alive

Sabtu, 31 Maret 2012

(Keperawatan) Sehat Mental


SEHAT MENTAL


BEBERAPA PENGERIAN TENTANG SEHAT MENTAL :

1.      Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial)
2.      Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memilki kesehatan mental adalah Memilki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
3.      Yaitu kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi masalah yang biasa terjadi, individu merasa puas dan mampu.
4.      A mind that grows and adjust, is in control and is free of stress. (Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius). (Rosdahl, Textbook of Basic Nursing, 1999: 58)
5.      Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan. (Stuart & Laraia, Principle and Practice Psychiatric Nursing, 1998)
6.      Fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain. (UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996)
7.      Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa Latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah mental hygiene dimaknakan sebagai kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha peningkatan. (Notosoedirjo & Latipun, 2001: 21).
8.      Zakiah Daradjat (1985:10-14) mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian:
§         Terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
§         Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.
§         Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
§         Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Dengan berpijak pada pengertian di atas, kesehatan mental merupakan kemampuan diri-individu dalam mengelola terwujudnya keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya secara dinamis dan mempunyai citra diri yang positif menjadi pribadi yang unggul dalam mencapai tujuan hidup yang bermakna.

9.      Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
10.  Kesehatan mental yaitu fungsi kejiwaan yang baik dan memberikan hasil berupa aktivitas yang produktif, penjalinan hubungan dengan orang lain, dan suatu kemauan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan dapat mengatasi permasalahan yang ada.
11.  kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan dengan penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan mengatasi masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga ketika berhadapan dengan kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri.(M. Johada)

KRITERIA SEHAT JIWA
WHO
-         dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan
-         memperoleh kepuasan dari usuhanya
-         merasa lebih puas memberi dari pada menerima
-         hubungan antar manusia,saling menolong dari pada memuaskan
-         menerima kekecewaan sebagai pelajaran, untuk memperbaiki yang akan datang
-         mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
-         mempunyai rasa kasih sayang

ABRAHAM MASLOW
-         memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas
-         menerima diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
-         spontan, sederhana dan wajar

MARIA JAHADA
-         sikap positif terhadap diri sendiri
-         tumbuh kembang dan aktualisasi diri
-         integrasi
-         persepsi realitas
-         menguasai lingkungan

Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu:
1. Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).


keadaan sehat atau sakit mental
dapat dinilai dari keefektifan fungsi perilaku, yaitu :
-         bagaimana prestasi kerja yang ditampilkan oleh individu baik proses maupun hasilnya
-         bagaimana hubungan inter personal dilingkungan dimana individu berada.
-         Bagaimana individu menggunakan waktu senggangnya, individu yang sehat jiwa dapat menggunakan waktunya untuk hal-hal yang produktif dan positif bagi dirinya dan bagi lingkungannya.

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI SEHAT-SAKIT MENTAL
  1. biologis
penelusuran agen-agen yang menyebabkan penyakit mental merupakan hal yang sulit dilakukan hingga saat ini, satu-satunya gen yang mempunyai hubungan dengan beberapa penyakit mental yang menyebabkan perkembangan penyakit alzeimer’s pada sekitar 10% orang dengan kelainan ini. Informasi terakhir tentang penyebaran penyakit mental terutama berdasarkan atas penyelidikan tentang sifat keturunan manusia. Ada tiga jenis kajian tentang hal ini :
-         kajian adopsi
-         kajian kembar
-         kajian keluarga
-         status gizi
-         sensifitas biologi

  1. psikologis
-         intelegensia kemampuan individu dalam penyelesaian konflik diri dengan menggunakan berbagai upaya koping yang sesuai untuk mengurangi ketegangan menuju keseimbangan kontinum.
-         Kemampuan bahasa, individu dapat mengurangi ketegangan psikis dengan kemampuannya menguraikan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
-         Pengalaman masa lalu, bagi individu kesehatan mental dapat dihubungkan dengan pengalaman masa lalu yanng menyenangkan ataupun menyakitkan misalnya peristiwa kehilangan.
-         Konsep diri, bagaimana kesesuaian pandangan/persepsi terhadap diri, yang meliputi gambaran diri, peran diri, ideal diri, harga diri, dan identitas diri.
-         Motivasi, bagaimana motivasi diri dalam mengahadapi tantangan dan dinamika hidup apakah motivasi tinggi-motivasi rendah
-         Faktor lainya yang mempengaruhi sehat sakit mental adalah; sosio kultural, usia, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, kedudukan sosial, dan latar belakang budaya

Istilah kesehatan mental sendiri memperoleh pengertian yang beragam seiring perkembangannya
i.      Sebagai kondisi atau keadaan sebagaimana gambaran diatas.
ii.      Sebagai ilmu pengetahuan cabang dari ilmu psikologi yang bertujuan mengembangkan potensi manusia seoptimal mungkin dan menghindarkannya dari gangguan dan penyakit kejiwaan.

Seseorang dapat berusaha memelihara kesehatan mentalnya dengan menegakkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan, yaitu :
§         Mempunyai self image atau gambaran dan sikap terhadap diri sendiri yang positif.
§         Memiliki interaksi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam menghadapi problema hidup termasuk stress..
§         Mampu mengaktualisasikan secara optimal guna berproses mencapai kematangan.
§         Mampu bersoiallisasi dan menerima kehadiran orang lain
§         Menemukan minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan
§         Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.
§         Mawas diri atau memiliki control terhadap segala kegiatan yang muncul
§         Memiliki perasaan benar dan sikap yang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.

Manusia sebagai mahkluk yang memiliki banyak keterbatasan kerap kali mengalami perasaan yang takut, cemas, sedih, bimbang dan sebagainya. Dalam psikologi gangguan atau penyakit jiwa akrab di isitilahkan dengan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi :
                                                                                       i.      Neurosis
                                                                                     ii.      Psikosis.

Sementara dari H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi 6 macam, selain 2 yang sudah disebutkan diatas dia mengemukakan yang lainnya : Psikomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.

Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Sedangkan psikosis adalah penyakit jiwa yang parah , yang ditingkatkan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya.

Dengan demikian penyakit adalah suatu yang dimiliki organ, sedangkan penyakit illness adalah suatu yang dimiliki manusia yaitu respon subjektif pasien dan segala suatu yang meliputinya.
Menurut Cassell, Kleininan’s (Freund, 1991) mendefinisikan disease mengacu peda kondisi biofisik – masalah seperti yang dilihat dari perspektif praktisi biomedis. Sebaliknya illness mengacu pada bagaimana orang yang sakit dan anggota keluarganya atau jaringan social yang lebih luas merasakannya, dan bereaksi terhadap simtom-simtom dan ketidakmampuannya.
Kategori atau Penggolongan Kesehatan Mental
§         Gangguan Somatofarm
      Gejalanya bersifat fisik, tetapi tidak terdapat dasar organic dan factor-faktor psikologis.
§         Gangguan Disosiatif
      Perubahan sementara fungsi-fungsi kesadaran, ingatan, atau identitas yang disebabkan oleh masalah emosional.
§         Gangguan Psikoseksual
      Termasuk masalah identitas seksual (impotent, ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.
§         Kondisi yang tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa.
Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam pada anak.
§         Gangguan kepribadian
      Pola prilaku maladaptik yang sudah menahun yang merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak tepat dalam mengatasi stres atau pemecahan masalah.
§         Gangguan yang terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja.
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.
§         Gangguan jiwa organik
      Terdapat gejala psikologis langsung terkait dengan luka pada otak atau keabnormalan lingkungan biokimianya sebagai akibat dari usia tua dan lain-lain.
§         Gangguan penggunaan zat-zat
      Penggunaan alkohol berlebihan, obat bius, anfetamin, kokain, dan obat-obatan yang mengubah prilaku.
§         Gangguan Skisofrenik
      Serangkaian gangguan yang dilandasi dengan hilangnya kontak dengan realitas, sehingga pikiran, persepsi, dan prilaku kacau dan aneh.
§         Gangguan Paranoid
      Gangguan yang ditandai dengan kecurigaan dan sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.
§         Gangguan Afektif
      Gangguan suasana hati (mood) yang normal, penderita mungkin mengalami depresi yang berat, gembira yang abnormal, atau berganti antara saat gembira dan depresi.
§         Gangguan Kecemasan
      Gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama atau rasa cemas dialami bila individu tidak menghindari situasi-situasi tertentu yang ditakuti.

CONTOH-CONTOH PERILAKU MENYIMPANG
1.            Kleptomania (mencuri terpaksa)
Dalam hal ini orang terpaksa mencuri barang orang lain. Sebenarnya ia merasa gelisah dengan perlakuan mencuri itu, akan tetapi ia tidak dapat menghindarkan dirinya dari tindakan itu, walaupun barang-barang tersebut tidak dibutuhkannya.
Yang banyak menderita gejala ini adalah anak-anak karena orangtuanya terlalu keras, disiplin atau kurang memperhatikan.
Contohnya: seorang anak yang memiliki cukup uang mencoba mencuri disebuah toko, anehnya barang-barang yang dicuri tersebut tidak digunakan akan tetapi dibagi-bagikan kepada temannya dan tidak jarang barang-barang tersebut disimpan sebagai koleksi.
2.            Fetishism
Pada gejala ini orang terpaksa mengumpulkan dan menyimpan barang-barang kepunyaan orang lain dari seks yang berlainan. Misalnya seorang laki-laki yang suka menyimpan saputangan, sepatu atau rambut wanita yang baginya mempunyai arti atau nilai seksuil dalam perasaannya.
3.            Compusife (yang berhubungan dengan seksuil)
Gejala ini ada 2 macam yaitu:
§               Ingin tahu tentang kelamin dari orang berlainan seks
§               Ingin memamerkan kelamin sendiri
Dalam hal yang pertama seseorang akan berusaha untuk melihat atau memperhatikan bentuk tubuh dan kelamin orang lain dengan berbagai cara atau juga memegang-megangnya. Dalam hal ini yang kedua oaring merasa terdorong untuk memamerkan tubuh dan kelaminnya tanpa merasa malu.
Pada umumnya gejala tersebut diakibatkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan waktu kecil atau mungkin pula sebagai ungkapan dari keinginan yang tertekan yang pelaksanaannya dan merasa takut kalau keinginannya itu terasa

Refleksi diri orang yang sehat mental menurut teori Abraham maslow, erim fromm

Abraham maslow
1.Mengamati Realitas Secara Efisien
Orang – orang yang sangat sehat mengamati objek – objek dan orang – orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata – mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan – pandangan yang berat sebelah atau prasangka – prasangka.
Kepribadian – kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran – ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan – ketakutan, kebutuhan – kebutuhan dan nilai – nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan – kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual
2.Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang – Orang Lain dan Diri Sendiri
Orang – orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan – kelemahan dan kekuatan – kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu – individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan – kelemahan atau cacat – cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal – hal tersebut.
Karena orang – orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang – orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan – kelemahan dan kekurangan – kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal – hal yang lebih konstuktif.
3.Spontanitas. Kesederhanaan, kewajaran
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura – pura. Kita dapat mengatakan bahwa orang – orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan – perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan – aturan dan adat – adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang – orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4.Fokus pada Masalah – Masalah di Luar Mereka
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata – mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan – kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa..
5.Kebutuhan Akan Privasi dan Indenendensi
orang – orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang – orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang – orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang – orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Berfungsi Secara Otonom
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian – kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan – kemalangan yang dapat mengahncurkan orang – orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang – orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.
7.Apresiasi Yang Senantiasa Segar
Menghargai pengalaman – pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8.pengalaman – Pengalaman Mistik atau “Puncak”
Dimana orang – orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap – luap, sama seperti pengalaman – pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman - pengalaman yang ringan. Pengalaman - pengalaman yang ringan ini kadang - kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang - orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9.Minat Sosial
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang – orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal - hal dengan lebih baik daripada orang – orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal – hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang – orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10.Hubungan Antarpribadi
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang – orang lain daripada orang – orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu – individu lain.
Meskipun orang – orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang – orang lain, khusunya terhadap anak – anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang – kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11.Struktur Watak Demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12.Perbedaan antara sarana dantujuan, antara baik dan buruk.
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita – cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal – hal etis, terombang – ambing, atu berganti – ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Perasaan Humor Yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14.Kreativitas
kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi - pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni
15.Resistensi Terhadap Inkulturasi
Pengaktualisasi - pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh - pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara - cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.

ERIK FROMM

1.Cinta yang Produktif
Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Diri orang tidak terserap atau hilang dalam cinta terhadap orang lain. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif, melainkan diperluas, dibiarkan terbuka sepenuhnya. Suatu perasaan akan hubungan tercapai, tetapi identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara.
Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dari prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka) kesejahteraan mereka, membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.Mencintai berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain.
Fromm mengingatkan bahwa cinta yang produktif ini sukar dicapai. Cinta yang produktif itu merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu nafsu. Cinta yang produktif tidak terbatas pada cinta yang erotis, tetapi mungkin merupakan cinta persaudaraan.
2.Pikiran yang Produktif
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajari dan bukan pada kepingan-kepingan atau potongan-potongan gejala yang terpisah. Fromm percaya bahwa semau penemuan dan wawasan yang hebat pasti melibatkan pikiran objektif.
3.Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif. Kebahagiaan bukan karena suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan melainkan kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya hidup, meningkat kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Fromm menyatakan bahwa suatu perasaan kebahagiaan merupakan bukti bagaimana keberhasilan seseorang ”dalam seni kehidupan”.
4.Suara hati
Ada 2 tipe suara hati, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Apabila orang itu bertingkah laku berlawanan dengan kode moral itu (atau bahkan berpikir untuk bertingkah laku demikian), maka dia mengalami perasaan bersalah. Jadi ’wasit’ dari tingkah laku dan pikiran terletak diluar diri dan bertindak untuk menghalangi fungsi dan pertumbuhan yang penuh dari diri.
Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari diri, dan bukan dari suata perkara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang yang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang Di Blog Bigbang jangan lupa tinggalkan Jejak ^^. Post Youre Coment